Posted by Jhon Frie. Category:
ARTIKEL ISLAM
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Nabi
Muhammad adalah nabi terakhir utusan Allah dengan risalah memabawa
ajaran Islam sebagai agama pembaru dari agama-agama terdahulu dan juga
meluruskan akidah akhlaq manusia yang saat itu mengalami kemunduran.
Islam diturunkan sebagai pedoman hidup umat manusia di muka bumi ini,
Al-Qur’an merupakan kitab Allah terakhir dari kitab-kitab terdahulu.
Fungsi Al-Qura’an bagi umat Islam sebagai pedopan jalan hidup (Way of
Life), karena Al-Quran tidak hanya membahas hal—ikhwal masalah keagamaan
(akhirat), namun juga membahas berbagai ajaran yang bersifat
keduniawian. Sehingga Al-Qur’an memiliki peran dan kedudukan yang sangat
penting bagi kehidupan manusia di muka bumi ini
”Sesungguhnya Al
Quran ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih Lurus dan
memberi khabar gembira kepada orang-orang Mu'min yang mengerjakan amal
saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar”. (QS : Al-Isra’, 17)
Perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang sangat pesat di era ini,
mendorong manusia melakukan berbagai aktivitas untuk memenuhi
kebutuhannya tanpa adanya berbagai hambatan, yang intinya manusia di
abad modern ini sangat bergantung pada teknologi. Pesatnya perkembangan
teknologi yang memudahkan segala aktivitas manusia tentunya sangat
membantu meringankan berbagai beban aktivitas hidup manusia, namun di
sisi lain perkembangan teknologi juga membawa dampak negatif, yaitu
berdampak negative bagi manusia sendiri maupun lingkungan sekitar.
Dampak terhadap manusia lebih berimbas pada perubahan perilaku manusia.
Perubahan perilaku erat kaitannya pada persoalan akidah akhlaq manusia
yang tentunya melenceng dari ajaran Islam. untuk itu kita sebagai umat
muslim yang hidup di abad modern membutuhkan pembentengan diri melalui
pemahaman ajaran Islam yang terkadung dalam Al-Qur’an secara mendalam,
mengingat hari ini sudah mulai tampak perubahan-perubahan akidah akhlaq
manusia yang saat ini sedang kita rasakan.
Pemahaman
masyarakat kususnya masayarakat Muslim tentang Al-Qur’an, tidak hanya
dipahami isi kandungan dan ajaran pokok Al-Qur’an saja namun sebagai
penguat iman kita memerlukan kajian mengenai sejarah turunnya Al-Quraan
apa, bagaimana, kapan dan mengapa Al-Quran diturunkan. Hal ini sangat
penting bagi kita agar kita semua dapat menelaah maksud turunnya
Al-Quran dan bagaimana prosesnya, serta apa hikmah dibalik proses
turunnya Al-Qur’an itu sebagai penguat iman dan kita mengetahui hakikat
diturunkan Al-Qur’an baik secara pemahaman yang bersifat doktrin maupun
historis, sehingga diharapkan dengan mengetahui hal tersebut kita dapat
meningkatkan pemhaman tentang Islam dan sebagai upaya meningkatkan
kualitas maupun kuantitas keimanan kita kepada Allah SWT.
1.2. Rumusan Masalah1. Bagaimana Al-Quran diturunkan?
2. Mengapa Al-Qur’an diturunkan?
3. Bagaimana proses Al-quran diturunkan?
4. Apa hikmah diturunkannya Al-Qur’an secara bertahap?
1.3. Tujuan
1. Mengetahui bagaimana Al-Quran diturunkan
2. Memahami proses turunnya Al-Qur’an
3. Mengetahui hikmah turunnya Al-Quran secara bertahap
4. memperkaya wawasan kita sebagai upaya untuk meningkatkan kualaitas keimanan.
BAB II
PEMBAHASAN
II. 1. Sejarah Turunnya Al-Qur’anTurunnya Al-Qur’an Sekaligus
Al-Qur’an
diturunkan secara berangsur-angsur selama kurang lebih 23 tahun dan 10
tahun di Madinah. Al-Qur’an pertama kali diturunkan kepada Nabi
Muhammada SAW pada malam lailatul Qadar tepatnya pada tanggal 17
Ramadhan yag bertepatan pada tanggal 6 Agustus 610 Masehi. Ketika
Al-Qur’an pertama kali diturunkan kepada Nabi Muhammad berupa wahyu
dengan perantara malaikat Jibril ketika itu beliau berumur 41 tahun.
Wahyu yang pertama kali diterima Oleh Rasulillah ialah ayat 1-5 surat
Al-Alaq, pada waktu beliau sedang berada di Gua Hira, sedangkan wahyu
terakhir yang diterima Nabi adalah surat Al-Maidah ayat 3, selang 23
tahun setelah beliau menerima wahyu yang pertama, tepatnya pada tanggal 9
Zulhijah 10 Hijriah atau betepatan pada 7 Maret 632 Masehi. Ketika
menerima wahyu terakhir ini beliau pada saat itu sedang berwukuf di
Arafah untuk melakukan Haji Wada’.
Al-Quran diturunkan di dunia
ini secara berangsur-angsur, hal inilah yang membedakan antara
kitab-kitab Allah terdahulu dengan Al-Qur’an. Al-Quran merupakan kitab
terakhir yang dimukjizatkan kepada Nabi terakhir Rasulullah Muhammad SAW
melalui perantara malaikat Jibril. Terakit dengan turunnya Al-Qur’an di
muka bumi ini ada beberapa ayat yang bisa jadi acuan untuk mengetahui
sejarah turunnya Al-Qur’an. Dalam buku Pengantar Studi Ilmu Al-Qur’an,
ayat yang menjadi rujukan adalah sebagai berikut,
“
(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di
dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia
dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang
hak dan yang bathil). karena itu, Barangsiapa di antara kamu hadir (di
negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, Maka hendaklah ia berpuasa pada
bulan itu, dan Barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia
berbuka), Maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang
ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki
kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. dan hendaklah
kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas
petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur’
“ Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan”
Kedua
ayat itulah yang menjadi rujukan para ulama dalam menafsirkan turunnya
Al-Qur’an. Namun dari ayat tersebut menimbulkan beberapa pertentangan
mengingat beberapa ulama dan sejarah menyebutkan Al-Qur’an diturunkan
selam kurang lebih 23 tahun. Menyikapi hal ini terbagilah beberapa
mazhab dalam menafsirkan dan memahami turunnya Al-Qur’an.
1. Mazhab Pertama
Pendapat
ini dikemukakan oleh Ibnu Abbas dan sejumlah ulama. Yang dimaksud
tunnya Al-Qur’an dalam ayat diatas ialah turunnya Al-Qur’an sekaliguske
Baitul Izzah di langit dunia untuk menunjukkan kepada para malaikat-Nya
bahwa betapa besar masalah ini. selanjutnya Al-Quran diturunkan secara
bertahap kepada Nabi Muhammad, secara bertahap selama 23 tahun sesuai
peristiwa-peristiwa yang mengiringinya sejak beliau diangkat menjadi
rasul hingga beliau wafat. Pendapat ini didasarkan pada riwaya-riwayat
yang shahih dari Ibnu Abbas, antara lain :
a. Ibnu Abbas
Radhiyalluhu anhu berkata, “ Al-Quran diturunkan sekaligus ke langit
dunia pada lailatu Qadr, kemudian setelah itu diturunkan selama dua
puluh tahun.” Lalu dia membacakan ;
“
Tidaklah orang-orang kafir itu datang kepadamu (membawa) sesuatu yang
ganjil, melainkan Kami datangkan kepadamu suatu yang benar dan yang
paling baik penjelasannya.”
“
Dan Al Quran itu telah Kami turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu
membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan Kami menurunkannya
bagian demi bagian.”
b. Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, ia berkata,
“Al-Quran itu dipisahkan dari Adz-Dzikr, lalu diletakkan di Baitul
„Izzah di langit dunia. Maka Jibril mulai menurunkannya kepada Nabi
Muhammad.”
c. Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, ia berkata:
“
Allah menurukna Al-Qur‟an sekaligus ke langit dunia, pusat turunnya
Al-Quran secara gradua;. Lalu Allah menurunkannya kepada Rasul-Nya
bagian demi bagian”.
d. Menurut Ibnu Abbas, “ Al-Qur‟an diturunkan
pada lailatul Qadr pada bulan Ramadhan ke langit dunia sekaligus, lalu
diturunkan secara berangsu-angsur”.
6
2. Mazhab Kedua
Dikemukakan
oleh Asy-Sya‟bi, bahwa yang dimaksud dengan turunnya Al-Qur‟an dalam
ketiga ayat diatas ialah permulaan turunnya Al-Qur‟an itu dimulai pada
Lailatul Qadr di bulan Ramadhan, yang merupakan malam yang diberkahi.
Kemudian setelah itu turun secara bertahap sesuai dengan berbagai
peristiwa yang mengiringinya selam kurang lebih 23 tahun. Dengan
demikaian, Al-Qur‟an hanya satu macam cara turunnya, yaitu turun secara
bertahap kepada Rasulullah, sebab yang demikian yang dinyatakan dalam
Al-Qur‟an.
“Dan
Al Quran itu telah Kami turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu
membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan Kami menurunkannya
bagian demi bagian.”
Sedangkan orang-orang musyrik yang diberi
tahu bahwa kitab samawi terdahulu turun sekaligus, menginginkan
Al-Qur‟an juga diturunkan sekaligus, hal ini bisa kita lihat pada ayat
berikut
“Berkatalah
orang-orang yang kafir: "Mengapa Al Quran itu tidak diturunkan
kepadanya sekali turun saja?"; demikianlah supaya Kami perkuat hatimu
dengannya dan Kami membacanya secara tartil (teratur dan benar).
Tidaklah orang-orang kafir itu datang kepadamu (membawa) sesuatu yang
ganjil, melainkan Kami datangkan kepadamu suatu yang benar dan yang
paling baik penjelasannya.”
Perang badar terjadi dalam bulan
Ramadhan, hal ini diperkuat pula oleh hadist yang dijadikan pegangan
oleh para peneliti, tentang hadist awal turunnya Al-Qur‟an. Aisyah
Radhiyallahu Anhu berkata, “wahyu yang mula-mula diturunkan kepada
7
Rasulullah
ialah mimpi yang benar diwaktu tidu, setiap kali bermimpi ia melihat
apa yang datang bagaikan cahaya yang terang di pagi hari, kemudian ia
lebih suka menyendiri. Ia pergi ke Gua Hira untuk bertahannust beberapa
malam dan untuk itu ia membawa bekal. Ketika di Gua Hira malaikat datang
kepadanya, pada saat itulah beliau menerima wahyu yang pertama kali.
Para
peneliti menjelaskan bahwa Nabi Muhammad pada mulanya diberi tahu
dengan mimpi pada bulan kelahirannya yaitu pada bulan Rabiul Awal,
masanya enam bulan. Kemudian ia diberi wahyu dalam keadaam sadar pada
bulan Ramadhan denganturunnya Iqra’ . Dengan demikia nash-nash terdahulu
menunjukkan satu pengertian.
3. Mazhab ketiga
Pendapat ini
mengemukakan bahwa Al-Qur‟an diturunkan ke langit dunia pada 23 malam
kemuliaan yang ditentukan oleh Allah untuk diturunkan setiap tahunnya,
sedangkan jumlah masa untuk satu tahun penuh itu kemudian diturunkan
secara berangsur-angsur kepada Rasulullah sepanjang tahun. Mazhab ini
adalah hasil ijtihad sebagian mufassir dan tidak memiliki dalil.
4. Mazhab keempat
Sebagaian
ulama juga berpendapat bahwa Al-Qur‟an turun pertama-tama secara
berangsur-angsur ke Lauh Mahfuzh berdasarkan firman Allah, tidak lain ia
adalah Al-Qur‟an yang mulia, di Lauh Mahfuzh”…kemudian setelah itu ia
turun dari Lauh Mahfuzh turun secara serentak seperti ke Baitul „Izzah.
Dengan demikian ini ini berarti turun dalam tiga tahap.
Turunnya Al-Qur’an Secara Bertahap
Untuk
menjelaskan turunnya Al-Qur‟an secara bertahap kita dapat menggunakan
beberapa ayat yang disebutkan dalam Al-Qur‟an sebagai berikut :
“
Dan Sesungguhnya Al Quran ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan semesta
alam, Dia dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin (Jibril), Ke dalam hatimu
(Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang
memberi peringatan, Dengan bahasa Arab yang jelas.”
Dan beberapa firman, antara lain
“Katakanlah:
"Ruhul Qudus (Jibril) menurunkan Al Quran itu dari Tuhanmu dengan
benar, untuk meneguhkan (hati) orang-orang yang telah beriman, dan
menjadi petunjuk serta kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri
(kepada Allah)"
“ Kitab (ini) diturunkan dari Allah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”
“
Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al Quran yang Kami
wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang
semisal Al Quran itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika
kamu orang-orang yang benar.”
“Katakanlah: "Barang siapa yang menjadi musuh Jibril, Maka Jibril itu telah menurunkannya (Al Quran) ke dalam hatimu dengan seizin Allah; membenarkan apa (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjadi petunjuk serta berita gembira bagi orang-orang yang beriman.”
Dari penjelasan
beberapa ayat diatas, bahwa Al-Quranul Karim adalah kalam Allah dengan
lafadznya yang berbahasa arab. Jibril telah menurunkannya dalam hati
Rasulullah. Yang dimaksud turunnya bukanlah turunnya pertama kali ke
langit dunia, tetapi turunnya Al-Qur‟an secara bertahap. Karena itu
diungkapkan kata-kata tanzil dalam ayat-ayat diatas bukan inzal. Ini
menunjukkan bahwa turunnya itu secara betahap dan berangsur-berangsur.
Ulama bahasa membedakan antara inzal dan tanzil. Tanzil berarti turun
secara berangsur-angsur sedangkan inzal menunjuk pada makna turun
temurun secara umum.
III. 2. Hikmah Turunnya Al-Qur’an secara Bertahap
Kita dapat menyimpulkan hikmah turunnya Al-Qur‟an secara bertahap sebagai berikut:
1. Menguatkan atau meneguhkan hati Rasulullah saw.
Beliau
telah menyampaikan dakwahnya kepada manusia, tetapi ia menghadapi
berbagai kendala yaitu berbagai sikap kaum yang menentang ataupun
membangkang karena mnolak ajaran baru yaitu Islam yang dibawa oleh
Rasulullah saw. Ia ditantang oleh orang-oarng berhati batu, berperilaku
kasar dan sangat keras kepala. Mereka juga berusaha mencelakai
Rasulullah dengan bernagai cara bahkan mereka ingin membunuhnya.
Padahal, Rasulullah diutus oleh Allah untuk menyampaikan risalah Islam
sebagai petunjuk dan penerang kehidupan menuju jalan yang lurus yaitu
ajaran Islam yang hakiki, dan Nabi Muhammad dengan tulus hati
menyampaikan yang baik kepada mereka, sperti yang difirmakan:
“Maka
(apakah) barangkali kamu akan membunuh dirimu karena bersedih hati
setelah mereka berpaling, Sekiranya mereka tidak beriman kepada
keterangan ini (Al-Quran)”
Dengan dditurunkannya Al-Qur‟an secara
berangsur-angsur dari waktu ke waktu hingga dapat meneguhkan hati Nabi
Muhammad atas dasar kebenaran dan memperkuat hatinya dan memperkuat
kemauannya untuk tetap melangkahkan hatinya di jalan dakwah tanpa
menghiraukan berbagai tantangan dan ancaman oleh kaum yang menentangnya.
Beliau menganggap perlakuan yang demikian itu hanyalah kabut di musim
panas yang akan segera berakhir.
Allah juga menjelaskan kepada
beliau dalam beberapa ayat-ayat Al-Qur‟an yang diwahyukan kepadanya
bahwa nabi-bnabi terdahulu juga didustakan dan dianiaya oleh kaumnya
sendiri, tetapi mereka tetap bersabar dan tetap bertekad menjalankan dan
menyebarkan dakwah ajaran ketauhidan kepa umatnya hingga datang
pertolongan Allah untuk melindunginya dari berbagai ancaman bahaya.
Dijelaskan juga bahwa kaum Rasulullah itu mendustakannya hanya karena
kecongkakannya dan kesombongan mereka, sehingga ia akan menemukan sunnah
ilahi dalam iring-iringan nabi sepanjang sejarah. Inilah yang menjadi
hiburan dan penerang baginya dalam menghadapi gangguan dan cobaan dari
kaumnya dala menghadapi sikap yang mendustakan Rasulullah.
2. Tantangan dan mukjizat
Orang-orang
musyrik senantiasa berkubang dalam kesesatan dan selau ingin melemahkan
ajaran yang disampaika oleh Rasulullah. Mereka sering mengajukan
pertanyaan-pertanyaan yang bertujuan untuk melemahkan ajaran Islam.
pertanyaann yang tidak masuk akal seperti menanyakan tentang hari kiamat
dan meminta disegerakannya azab. Dari peristiwa tersebut maka turunla
ayat berikut
“
Tidaklah orang-orang kafir itu datang kepadamu (membawa) sesuatu yang
ganjil, melainkan Kami datangkan kepadamu suatu yang benar dan yang
paling baik penjelasannya”
Ketika mereka (kaum penentang Rasul)
heran dengan turunnya Al-Qur‟an secara berangsur-angsur, Allah
menjelaskan kepada mereka kebenaran hal tersebut, sebab tantangan kepada
mereka denagn Al-Qur‟an yang diturunkan secara berangsur-angsur sedang
mereka tidak sanggup membuat kitab serupa seperti Al-Qur‟an. Oleh karena
itu ayat diatas turun setelah datang pertanyaan tentang mengapa
Al-Qur‟an tidak diturunkan sekaligus. Hikmah yang demikian juga telah
diisyratkan oleh keterangan yang terdapat dalam beberapa riwayat dala
hadist ibn Abbas mengenai turunnya Al-Qur‟an: “Apabila orang-orang
musyrik mengadakan sesuatu, maka Allah pun mengadakan jawabannya atas
mereka”.
3. Mempermudah Hafalan dan Pemahamannya
Ketika
Al-Qur‟an diturunkan, masyarakat Arab pada saat itu tidak memiliki
kemapuan baca tulis, bahkan Nabi Muhammad pun sebelum diangkat menjadi
Rasul Allah beliau tidak bisa membaca, seperti yang terjadi ketika
Malaikat menyuruh Rasulullah saw membaca ketika menerima wahyu yang
pertamma. Masyarakat Arab hanya mengandalkamn hafalan sebagai rekam
jejak dokumentasi dan hingga sekarang pun sebagian budaya hafalan
khususnya hafalan Al-Qur‟an masih dipengang teguh oleh penduduk Arab.
Masyarakat Arab terdahulu tidak mempunyai pengetaahuan tentang tata cara
penulisan dan pembukuan yang dapat memungkinkan untuk menuliskan da
membukukuannya, namun dengan mengandalkan hafalan. Seperti yang tertuang
dalam ayat berikut:
“Dia-lah
yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara
mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka
dan mengajarkan mereka kitab dan Hikmah (As Sunnah). dan Sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata”
dari
ketidakmampuan masyarakat arab saat itu yang tidak mengenal baca tulis
dengan ditrunkannya Al-Qur‟an secara berangsur-angsur memeudahkan mereka
menghafal dan memahami Al-Qur‟an secara mendalam. Setiap ayat
diturunkan Allah kepada Nabi Mauhammad beliau langsung menyampaikannya
kepada para sahabat untuk segera dihafal dan dipahami isi dan makna yang
terkandung di dalamnya.
4. Kesesuaian dengan peristiwa-peristiwa dan pentahapannya dalam penetapan hukum
Manusia
tidak akan mudah mengikuti dan tunduk kepada agam baru ini seandainya
Qur‟an tidak menghadapi mereka dengan cara-cara yang bijaksan da
memberikan mereka berupa alternative yang dapat memberikan solusi.
Setiap kali terjadi peristiwa pada mereka, maka Allah lansung menurunkan
ayatyang menjelasakan status dan petunjuk solusi untuk menyelesaikan
suatu perkara dalam peristiwa itu. Berbagai problematika dan berbagai
aspek kehidupan manusia yang saat itu terjadi Allah selalu member
petunujuk, sehingga kita dapat mengetahui secara runntut susunan hukum
yang terkadung dalam Al-Qur‟an secara kronologis dan sistematis.
5. Bukti yang pasti bahwa Al-Qur‟an diturunkan dari sisi Yang Mahabijaksana dan Maha Terpuji
Al-Qur‟an
diturunkan secara bertahap kepana Nabi Muhammad saw dalam waktu lebih
dari dua puluh tahun dan ayat-ayatnya turun dalam selang waktu tertentu,
dan selama itu orang membacanya, memahami dan mengkajinya satu per satu
ayat demi ayat dan surat demi surat. Dari sisnilah manusia mengetahui
keagungan Allah swt sebagai sebagai Tuhan Maha Agung yang telah
menurunkan Al-Qur‟an melalui Malaikat Jibril yang disampaikan kepada
Nabi Muhammad sebagai penyebar dan penyampai ajaran Islam kepada umat
manusia. Dari berbagai pemahaman dan kajian diketahui bahwa isi
Al-Qur‟an merupakan maha karya agung yang tidak mungkin dibuat oelh
manusia. Untaian dan jalinan anatara ayat
satu dengan
yang lainnya serta kata-kata yang kaya dan dengan penuh makna bagaika
untaian mutiara sastra yang tak ternilai harganya. Sistematika yang
sangat runtut berdasarkan kronologi peristiwa menunjukkan betapa kita
mengakui keagungan Allah swt.
III. 3. Faedah Al-Qur’an diturunkan secara Bertahap dalam Pedidikan dan Pengajarannya
Hikmah
turunnya Al-Qur‟an juga berimplikasi pada dunia pendidikan. Banyak
sekali hal yang kita dapatkan dari turunnya Al-Qur‟an dengan berbagai
keunggulannya untuk diterapkan pada dunia pengajaran dan pendidikan.
Metode pentahapan turunnya Al-Qur‟an merupakan hikmah yang luar biasa
bagi kita untuk ditranformasikan bagaimana jika diterapkan dalam dunia
pendidikan. Karena dengan hadirnya Al-Qur‟an ditengah-tengah masyarakat
jahiliah yang serba dilingkupi dengan kegelapan dengan hadirnya Islam
dengan kitab suci Al-Qur‟an telah membawa perubahan yang cukup besar di
ranah dan jazirah arab saat itu bahkan hingga Islam mengekspansi hingga
keluar jazirah arab.
Pentahapan turunnya Al-Qur‟an telah
meningkatkan pendidikan umat Islam secara bertahap dan bersifat alami
untuk memperbaikai sifat manusia, meluruskan perilakunya, membentuk
kepribadian dan menyempurnakan eksisitensinya sehingga jiwa itu tumbuh
kokoh di atas pilar-pilar yang kokoh dan mendatangkan buah yang baik
bagi kebaikan umat manusia seluruhnya atas iszin Tuhannya.
Pentahapan
turunnya Al-Qur‟an itu merupakan bantuan yang paling baik bagi jiwa
manusia dalam upaya untuk menghafal Al-Qur‟an, memahami, mempelajari,
memikirkan makna-maknanya dan mengamalkan apa yang dikandungnya.
Begitu
juga dala pendidikan sekolah. System pendidikan yang memperhatikan
tungkat pemikiran siswa dalam tahap-tahap pengajaran, pembinaan
bagian-bagian ilmu diatas sesuatu yang bersifat menyeluruh dan mutlak,
serta dari yang umum terjadi lebih khusus atau tidak memperhatikan
pertumbuhan aspek kepribadian yang bersifat intelektual, ruhani dan
jasmani maka sisitem pendidikan itu dapat dikatakan gagal dan tidak
member hasil ilmu pengetahuan kepada umat, selain hanya menambah
kebekuan dan kemunduran.
BAB III
PENUTUP
III. 1. Kesimpulan
Dari
pembahasan diatas dapat kita simpulkan bahwa Al-Qur’an diturunkan
secara bertahap dala kurun waktu kurang lebih dua puluh tiga tahun sejak
diangkatnya Nabi Mahammad menjadi Rasul Allah swt. Al-Qur’an sebagai
kitab suci umat Islam memiliki peran yang sangat penting dalam mengubah
hidup umat pada saat itu.
Turunnya Al-Qur’an secara
berangsur-angsur member hikmah yang sangat luar biasa karena dengan
adanya pentahapan turunnya Al-Qur’an secara berangsur-angsur memantapkan
umat khususnya para sahabat Rasulullah dalam memantapkan hafalan dan
memahami isi dan kandungan tiap ayat yang diturunkan secara
berangsur-angsur ini. selain itu bagi umat Muslim saat ini, kita dapat
mengambil hikmah bahwa dengan pentahapan turunnya Al-Qur’an secara
berangsur-angsur yang telah memakan waktu selama kurang lebih dua puluh
tiga tahun dapat menambah kualitas keimanan kita kepada Allah serta
percaya pada keaslian Al-Qur’an sebagai kitab kalam Allah, juga
menghargai betapa beratnya perjuangan Rasulullah saw dan para sahabat
dalam memperjuangakan menyebarkan ajaran Islam sebagai jalan lurus
membimbing umat manusia.
Daftar pustaka
Al-Qaththan, Syaikh Manna‟. 2009. Pengantar Studi Ilmu Al-Qur’an. Jakarta: Pustaka Al-Kaustar. Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy.2000. Sejarah dan PengantarIlmu Al-Qur’an dan Tafsir.Semarang: PT Pustaka Risky Putra.
Zuhdi, Masjfuk. 1997.Pengantar Ulumul Qur’an. Surabaya: Karya Abditama.
Shihab, Quraish. 2003. Membumikan Al-Qur’an. Bandung: Mizan
0 komentar:
Post a Comment