Thursday, May 30, 2013

Arsitektur Nusantara Melayu

Ada apa dengan arsitektur Melayu? Adakah arsitektur Melayu tersebut? Jika ada, dimana kita untuk bisa membaca dan melihatnya? Itulah di antara sederet   pertanyaan yang mungkin bisa digayutkan jika berbicara arsitektur Melayu. Kenapa? Karena minimnya tulisan-tulisan yang membahasnya. Sangat sukar mencari referensinya. Bisa dihitung dengan jari buku-buku dan tulisan mengenainya.

Keadaan ini tentu sangat kontras dengan arsitektur Barat, atau lebih tepatnya arsitektur Eropa. Sangat banyak buku-buku dan referensi mengenainya, dan    termasuk mata kuliah wajib bagi mahasiswa arsitektur di Tanah Air.

Akibatnya, secara perlahan dan pasti arsitektur Melayu semakin tergerus dan menghilang. Arsitektur Barat yang diidentikkan dengan kemajuan dan simbol modernitas semakin mengambil alih dan mewarnai corak dan bentuk bangunan di Tanah Air, termasuk di Riau. Yang lebih memprihatinkan, gedung-gedung pemerintahan dan badan usaha milik daerah (BUMD) yang semestinya dapat menjadi benteng terakhir dalam menjaga ciri khas kemelayuan juga semakin terkikis dan mengalami erosi. 

Dalam konteks ini mungkin kita bisa belajar dari Bali. Hampir seluruh bangunan pemerintah dan termasuk bangunan milik individu dan swasta bercirikan arsitektur Bali. Kenapa ini bisa wujud? Karena adanya tekat dan komitmen tinggi pemerintah Bali untuk menjaga nilai-nilai dan tradisi tempatan. Lebih menarik lagi, bangunan-bangunan komersial, pemerintah maupun milik individu ketinggiannnya tidak boleh melebihi tinggi Pura (baca: pure) yang merupakan tempat ibadah masyarakat Bali. Bali juga memiliki begitu banyak Desa Adat, yang mencirikan nilai-nilai tradisi dan kearifan lokal masyarakat Bali. Coba bandingkan   dengan situasi kekinian di Bumi Lancang Kuning, Provinsi Riau adakah kampong Melayu atau kampong tradisi atau  kampong adat di Pekanbaru misalnya?
Sejatinya, arsitektur Nusantara yang begitu banyak dan beragam, tersebar dari Sabang hingga Merauke, Papua, termasuk arsitektur Melayu memiliki beberapa keunggulan yang tidak dimiliki aristektur Barat. Permasalahannya, arsitektur Nusantara harus dipelajari dan digali, karena minimnya tulisan-tulisan dan dokumen mengenainya. Dia ada, tapi masih tersimpan dan tersembunyi. Berbeda dengan aristektur Barat yang  begitu  banyak contoh dan buku-bukunya. Sangat  mudah dan praktis, tinggal copy paste saja.

Apakah kita siap dan bersungguh-sungguh untuk mempelajari dan menggalinya? Apakah masih ada kegairahan untuk mengembalikan kejayaan Melayu   tempo dulu yang diagung-agungkan? Maukah kita membongkar ketololan dan kebodohan kita? Dalam seminar nasional Arsitektur Nusantara dengan tema  “Ruang Bersama untuk Kehidupan yang   Lebih Baik” di Universitas Brawijaya, Malang yang saya hadir mempresentasikan makalah mewakili Universitas Islam  Riau, terdapat hal menarik apa yang disampaikan Prof Josef  Prijotomo dari  Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya sebagai keynote speaker. 

Beliau menyampaikan makalah  dengan tema “Membongkar Ketololan dan Kemalasan dalam Menuju Indonesia”. Inti dari pemaparanya adalah bahwa    arsitektur Nusantara sebenarnya  setanding dengan arsitektur Barat.Beliau   memaparkan 12 perbedaan arsitektur  Nusantara berbanding arsitektur Barat.   Walaupun apa yang Beliau sampaikan,  mungkin tidak sepenuhnya benar yang dapat lagi dipersoalkan kepatutannya. Namun yang jelas bahwa arsitektur Nusantara ada content-nya dan  bernilai  tinggi, yang layak untuk disandingkan dengan arsitektur Barat.

12 Perbedaan Arsitektur Nusantara dan Eropa
Pertama, arsitektur Nusantara itu arsitektur dua musim dan arsitektur Eropa itu arsitektur empat musim. Kedua, arsitektur Nusantara melibatkan lautan dan daratan, sedang arsitektur Eropa hanya melibatkan daratan saja. Ketiga,  arsitektur Nusantara tidak mematikan karya arsitektur anak-bangsanya, sedang arsitektur Eropa mematikan arsitektur anak-benua/bangsanya. Benua Eropa terbentuk dari demikian banyak bahasa anak-benuanya, tetapi dalam arsitekturnya hanya menggunakan ‘bahasa latin’ arsitektur saja.

Keempat, arsitektur Nusantara adalah arsitektur pernaungan dan arsitektur Eropa adalah arsitektur perlindungan. Kelima, arsitektur tradisional dilekatkan pada kebudayaan sedang arsitektur Eropa dilekatkan pada seni dan ilmu. Keenam, arsitektur Nusantara adalah arsitektur kayu/organik sedang arsitektur Eropa adalah arsitektur batu/anorganik. Ketujuh, arsitektur Nusantara bersolek di (tampang) luar dan arsitektur Eropa bersolek di (tampang) dalam. Kedelapan, arsitektur Nusantara berkonstruksi tanggap gempa sedang arsitektur Eropa berkonstruksi tanpa gempa.

Kesembilan, arsitektur Nusantara menjadikan perapian utamanya untuk mengawetkan bahan bangunan organiknya, sedang arsitektur Eropa  guna menghangatkan ruangan dan menjadikan galih (core) dari huniannya. Kesepuluh, arsitektur arsitektur Nusantara mengkonsepkan pelestarian dengan ketergantian, sedang arsitektur Eropa mengonsepkannya sebagai menjaga dan merawat. Kesebelas, arsitektur Nusantara mengkonsepkan kesementaraan sedang arsitektur Eropa mengkonsepkan keabadian. Keduabelas, arsitektur Nusantara adalah arsitektur kami/kita, sedangkan arsitektur Eropa adalah arsitektur ’aku’.

Di akhir pemaparannya Prof Josef  dengan sedikit geram menyimpulkan bahwa pertama, sangat jelas, arsitektur Nusantara berbeda dari arsitektur Eropa; dan karena itu arsitektur Nusantara adalah wilayah pengetahuan yang tidak (mau) diketahui, dan arsitektur Eropa adalah wilayah pengetahuan yang wajib diketahui dan dituruti.

Kedua
, arsitektur Nusantara berbeda dari arsitektur Eropa; dan karena itu arsitektur Nusantara dibiarkan remuk di perdesaan, sedang arsitektur Eropa diperjuangkan berdarah-darah untuk dipertahankan keberadaannya .

Ketiga
, arsitektur Nusantara berbeda dari arsitektur Eropa; dan karena itu arsitektur Nusantara masih harus dipelajari agar bisa di-masakini-kan, sedang arsitektur Eropa tinggal di-copas (copy paste) belaka.

Keempat
, arsitektur Nusantara berbeda dari arsitektur Eropa; dan karena itu arsitektur Nusantara itu adalah ’bicycle shed’ sedang arsitektur Eropa adalah ’Lincoln Cathedral’, kalau meminjam Nikolaus Pevsner dalam membedakan arsitektur dari bangunan.

Kelima, arsitektur Nusantara berbeda dari arsitektur Eropa; dan karena itu arsitektur Nusantara senantiasa dipertanyakan kemampuannya untuk mengkini, sedang arsitektur Eropa tak pernah dipertanyakan ketidaktepatannya bagi Indonesia (masakini).

Kesimpulan Beliau: arsitektur Nusantara itu adalah liyan bagi arsitektur Eropa; arsitektur Nusantara itu adalah arsitektur yang lain (the other) dari arsitektur Eropa. Arsitektur Nusantara itu setara dengan arsitektur Eropa Klasik..



Apriyan D Rakhmat
Dosen Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik  UIR 

sumber riaupos.co

Perang Paderi (1821-1837)

Masyarakat Minangkabau telah memeluk ajaran Islam sejak Abad 16 atau bahkan sebelumnya. Namun hingga awal abad 19, masyarakat tetap melaksanakan adat yang berbau maksiat seperti judi, sabung ayam maupun mabuk-mabukan. Hal demikian menimbulkan polemik antara Tuanku Koto Tuo -seorang ulama yang sangat disegani, dengan para muridnya yang lebih radikal. Terutama Tuanku nan Reneh.

Mereka sepakat untuk memberantas maksiat. Hanya, caranya yang berbeda. Tuanku Koto Tuo menginginkan jalan lunak. Sedangkan Tuanku nan Reneh cenderung lebih tegas. Tuanku nan Reneh kemudian mendapat dukungan dari tiga orang yang baru pulang dari haji (1803) yang membawa paham puritan Wahabi. Mereka Haji Miskin dari Pandai Sikat, Haji Sumanik dari Delapan Kota, dan Haji Piobang dari Lima Puluh Kota.

Kalangan ini kemudian membentuk forum delapan pemuka masyarakat. Mereka adalah Tuanku nan Reneh, Tuanku Bansa, Tuanku Galung, Tuanku Lubuk Aur, Tuanku Padang Lawas, Tuanku Padang Luar, Tuanku Kubu Ambelan dan Tuanku Kubu Sanang. Mereka disebut "Harimau nan Salapan" (Delapan Harimau). Tuanku Koto Tuo menolak saat ditunjuk menjadi ketua. Maka anaknya, Tuanku Mensiangan, yang memimpin kelompok tersebut. Sejak itu, ceramah-ceramah agama di masjid berisikan seruan untuk menjauhi maksiat tersebut.

Ketegangan meningkat setelah beberapa tokoh adat sengaja menantang gerakan tersebut dengan menggelar pesta sabung ayam di Kampung Batabuh. Konflik terjadi. Beberapa tokoh adat berpihak pada ulama Paderi. Masing-masing pihak kemudian mengorganisasikan diri. Kaum Paderi menggunakan pakaian putih-putih, sedngkan kaum adat hitam-hitam.

Tuanku Pasaman yang juga dikenal sebagai Tuanku Lintau di pihak Paderi berinisiatif untuk berunding dengan Kaum Adat. Perundingan dilngsungkan di Kota Tengah, antara lain dihadiri Raja Minangkabau Tuanku Raja Muning Alamsyah dari Pagaruyung. Perundingan damai tersebut malah berubah menjadi pertempuran. Raja Muning Alamsyah melarikan diri ke Kuantan, Lubuk Jambi. Pada 1818, Raja Muning mengutus Tuanku Tangsir Alam dan Sutan Kerajaan Alam untuk menemui Jenderal Inggris Raffles di Padang. Gubernur Jenderal Inggris Lord Minto yang berkedudukan di Kalkuta menolak untuk campur tangan soal ini. Melalui "Tractat London", Inggris bahkan menyerahkan kawasan Barat Sumatera pada Belanda.

Pada 10 Februari 1821, Tuanku Suruaso memimpin 14 penghulu dari pihak Adat mengikat perjanjian dengan Residen Du Puy. Du Puy lalu mengerahkan 100 tentara dan dua meriam untuk menggempur kota Simawang. Perang pun pecah. Sejak peristiwa itu, permusuhan kaum Paderi bukan lagi terhadap kalangan Adat, melainkan pada Belanda. Mereka pun memperkuat Benteng Bonjol yang telah dibangun Datuk Bandaro. Muhammad Syabab -kemudian dikenal dengan panggilan Tuanku Imam Bonjol-ditunjuk untuk memimpin benteng itu.

Dengan susah payah Belanda menguasai Air Sulit, Simabur dan Gunung. Dari Batavia, Belanda mengirim bantuan 494 pasukan dan 5 pucuk meriam. Pagaruyung dan Batusangkar dapat direbut. Mereka membangun benteng Fort van der Capellen, dan menawarkan damai. Tuanku Lintau menolak. Pertempuran sengit terjadi lagi. Tanggal 17 Maret 1822, pasukan Letkol Raaff yang hendak menyerang melalui Kota Tengah dan Tanjung Berulak berhasil dijebak Tuanku nan Gelek.

Juli 1822, sekitar 13 ribu pasukan Paderi merebut pos Belanda di Tanjung Alam. Pada 15 Agustus juga merebut Penampung, Kota Baru dan Lubuk Agam. Maka, pada 12 April 1823, Belanda mengerahkan kekuatan terbesarnya di bawah komando Raaff. Sebanyak 26 opsir, 562 serdadu, dan 12 ribu orang pasdukan adat menggempur Lintau. Namun mereka dapat dihancurkan di Bukit Bonio. Pasukan van Geen yang hendak menyelamatkan meriam di Bukit Gadang juga kocar-kacir. Tiga perwira dan 45 serdadu Belanda tewas. Van Geen luka parah tertusuk tombak.

Pada 16 Desember 1823, Raaff kemudian diangkat menjadi Residen menggantikan Du Puy. Ia berhasil membuat perjanjian damai di Bonjol. Namun, diam-diam ia juga mengkonsolidasikan pasukan. Dan bahkan menggempur Guguk Sigadang dan Koto Lawas. Pemimpin Paderi, Tuanku Mensiangan terpaksa hoijrah ke Luhak Agam. Paderi semakin kuat karena kini pasukan adat mulai berpihak ke mereka.

Raaff meninggal lantaran sakit. Penggantinya, de Stuers memilih jalan damai. Langkah ini ditempuhnya karena Belanda mengkonsentrasikan kekuatan untuk menghadapi pemberontakan Diponegoro. Stuers menugasi seorang Arab, Said Salim al-Jafrid, untuk menjadi penghubung. Tanggal 15 Nopember 1825, perjanjian damai pun diteken antara de Stuers dan Tuanku Keramat. Suasana Sumatera Barat kemudian relatif tenang.

Namun pengkhianatan terjadi lagi. Kolonel Elout menggempur Agam dan Lintau. Ia juga menugasi kaki tangannya, anak Tuanku Limbur, untuk membunuh Tuanku Lintau dengan bayaran. Pembunuhan terjadi pada 22 Juli 1832. Usai Perang Diponegoro itu, tentara Belanda dikerahkan kembali ke Sumatera Barat. Kota demi kota dikuasai. Benteng Bonjol pun bahkan berhasil direbut. Namun sikap kasar tentara Belanda pada tokoh-tokoh masyarakat yang telah menyerah, membuat rakyat marah. Ini membangkitkan perlawanan yang lebih sengit.

Pada 11 Janurai 1833, Paderi bangkit. Secara serentak mereka menyerbu dan menguasai pos-pos Belanda di berbagai kota. Benteng Bonjol berhasil mereka rebut kembali. Seluruh pasukan Letnan Thomson, 30 orang, mereka tewaskan. Belanda kembali menggunakan siasat damai lewat kesepakatan "Plaakat Panjang", 25 Oktober 1833. Namun Jenderal van den Bosch kembali menyerbu Bonjol. Ia gagal, 60 orang tentaranya tewas. Kegagalan serupa terjadi pada pasukan Jenderal Cochius.

Namun serangan dadakan berikutnya menggoyahkan kubu Paderi. Masjid dan rumah Imam Bonjol terbakar. Paha Imam Bonjol tertembak. Ia juga terkena 13 tusukan, meskipun ia sendiri berhasil menewaskan sejumlah serdadu. Dalam keadaan terluka parah, Imam Bonjol terus memimpin Paderi dari tempat perlindunganya di Merapak, lalu ladang Rimbo, dan kemudian Bukit Gadang.

Benteng Bonjol kembali jatuh, 16 Agustus 1837. Belanda kemudian menawarkan perundingan damai. Saat itulah Tuanku Imam Bonjol dapat dijebak dan kemudian ditangkap pada 28 Oktober 1837. Imam Bonjol kemudian diasingkan ke Cianjur, Jawa Barat, lalu dipindah ke Ambon pada 19 Januari 1839. Pada 1841, ia dipindahkan ke Manado dan wafat di sana pada 6 Nopember 1864.

Tuanku Tambusai melanjutkan perlawanan dan berbasis di Mandailing -Tapanuli Selatan. Tuanku Tambusai inilah yang menjadikan Mandailing sebagai daerah berbasis muslim.

Sumber Swaramuslim.net  

Perang Diponegoro (1825-1830)

Sebelas November 1785, keluarga kraton Ngayogyakarta Hadiningrat berbahagia. Hamengku Buwono III (HB-III), hari itu, mempunyai anak pertama yang dinamai Antawirya. Konon Hamengkubuwono I (HB-I) sangat tertarik pada cicitnya itu. Ia, katanya, akan melebihi kebesarannya. Ia akan memusnahkan Belanda.

Antawirya dibesarkan di Tegalrejo dalam asuhan Ratu Ageng, istri HB-I. Di sana ia belajar mengaji Quran dan nilai-nilai Islam. Tegalrejo juga memungkinkannya untuk lebih dekat dengan rakyat. Spiritualitasnya makin terasah dengan kesukaannya berkhalwat atau menyepi di bukit-bukit dan gua sekitarnya. Hal demikian membuat Antawirya semakin tak menikmati bila berada di kraton yang mewah, dan bahkan sering mengadakan acara-acara model Barat. Termasuk dengan pesta mabuknya. Kabarnya, Antawirya hanya "sowan" ayahnya dua kali dalam setahun. Yakni saat Idul Fitri dan 'Gerebeg Maulid".

Antawirya kemudian bergelar Pangeran Diponegoro. Ia tumbuh sebagai seorang yang sangat disegani. Ayahnya hendak memilihnya sebagai putra mahkota. Ia menolak. Ia tak dapat menikmati tinggal di istana. Ia malah menyarankan ayahnya agar memilih Djarot, adiknya, sebagai putra mahkota. Ia hanya akan mendampingi Djarot kelak.

Pada 1814, Hamengku Buwono III meninggal. Pangeran Djarot, yang baru berusia 13 tahun, diangkat menjadi Hamengku Buwono IV. Praktis kendali kekuasaan dikuasai Patih Danurejo IV -seorang pro Belanda dan bahkan bergaya hidup Belanda. Perlahan kehidupan kraton makin menjauhi suasana yang diharapkan Diponegoro. Apalagi setelah adiknya, Hamengku Buwono IV meninggal pada 1822. Atas inisiatif Danurejo pula, Pangeran Menol yang baru berusia 3 tahun dinobatkan menjadi raja. Makin berkuasalah Danurejo.

Saran-saran Diponegoro tak digubris. Danurejo dan Residen Yogya A.H. Smissaert malah berencana membuat jalan raya melewati tanah Diponegoro di Tegalrejo. Tanpa pemberitahuan, mereka mematok-matok tanah tersebut. Para pengikut Diponegoro mencabutinya. Diponegoro minta Belanda untuk mengubah rencananya tersebut. Juga untuk memecat Patih Danurejo. Namun, pada 20 Juli 1825, pasukan Belanda dan Danurejo IV mengepung Tegalrejo. Diponegoro telah mengungsikan warga setempat ke bukit-bukit Selarong. Di sana, ia juga mengorganisasikan pasukan.

Pertempuran pun pecah. Upaya damai dicoba dirintis. Belanda dan Danurejo mengutus Pangeran Mangkubumi -keluarga kraton yang masih dihormati Diponegoro. Namun, setelah berdialog, Mangkubumi justru memutuskan bergabung dengan Diponegoro. Gubernur Jenderal van der Capellen memperkuat pasukannya di Yogya. Namun 200 orang tentara itu, termasuk komandannya Kapten Kumsius, tewas di Logorok, Utara Yogya, atas terjangan pasukan Diponegoro di bawah komando Mulyosentiko.

Dalam pertikaian ini, dua kraton Surakarta -Paku Buwono dan Mangkunegoro- berpihak pada Belanda. Pasukan pimpinan Tumenggung Surorejo dapat menghancurkan pasukan bantuan Mangkunegoro. Di Magelang, pasukan Haji Usman, Haji Abdul Kadir mengalahkan tentara Belanda dan Tumenggung Danuningrat. Danuningrat tewas di pertempuran itu. Di Menoreh, Diponegoro sendiri memimpin pertempuran yang menewaskan banyak tentara Belanda dan Bupati Ario Sumodilogo.

Markas Prambanan diduduki. Meriam-meriam Belanda berhasil dirampas. Di daerah Bojonegoro-Pati-Rembang, pihak Belanda ditaklukkan pasukan rakyat Sukowati pimpinan Kartodirjo. Pertahanan Belanda di Madiun dihancurkan pasukan Pangerang Serang dan Pangeran Syukur. Belanda kemudian mendatangkan pasukan Jenderal van Geen yang terkenal kejam di Sulawesi Selatan. Dalam pertempuran di Dekso, Sentot Alibasyah menewaskan hampir semua pasukan itu. Van Geen, Kolonel Cochius serta Pangeran Murdoningrat dan Pangeran Panular lolos.

Murdoningrat dan Panular kembali menyerang Diponegoro. Kali ini bersama Letnan Habert. Di Lengkong, mereka bentrok. Habert tewas di tangan Diponegoro sendiri. Pasukan Surakarta yang sepakat melawan Diponegoro dihancurkan di Delanggu. Benteng Gowok yang dipimpin Kolonel Le Baron, jatuh dalam serbuan 15-16 Oktober 1826. Diponegoro tertembak di kaki dan dada dalam pertempuran itu. Pasukan Sentot Alibasyah yang tinggal selangkah merebut kraton Surakarta dimintanya mundur. Tujuan perang, kata Diponegoro, adalah melawan Belanda dan bukan bertempur sesama warga.

Belanda mengerahkan seluruh kekuatannya. Pemberontakan Paderi di Sumatera Barat, untuk sementara dibiarkan. Sekitar 200 benteng telah dibangun untuk mengurangi mobilitas pasukan Diponegoro. Perlahan langkah tersebut membawa hasil. Dua orang panglima penting Diponegoro tertangkap. Kyai Mojo tertangkap di Klaten pada 5 Nopember 1828. Sentot Alibasyah, dalam posisi terkepung, menyerah di Yogya Selatan pada 24 Oktober 1829.

Diponegoro lalu menyetujui tawaran damai Belanda. Tanggal 28 Maret 1830, Diponegoro disertai lima orang lainnya (Raden Mas Jonet, Diponegoro Anom, Raden Basah Martonegoro, Raden Mas Roub dan Kyai Badaruddin) datang ke kantor Residen Kedu di Magelang untuk berunding dengan Jenderal De Kock. Mereka disambut dengan upacara militer Belanda. Dalam perundingan itu, Diponegoro menuntut agar mendapat "kebebasan untuk mendirikan negara sendiri yang merdeka bersendikan agama Islam."

De Kock melaksanakan tipu muslihatnya. Sesaat setelah perundingan itu, Diponegoro dan pengikutnya dibawa ke Semarang dan terus ke Betawi. Pada 3 Mei 1830, ia diasingkan ke Manado, dan kemudian dipindahkan lagi ke Ujungpandang (tahun 1834) sampai meninggal. Di tahanannya, di Benteng Ujungpandang, Diponegoro menulis "Babad Diponegoro" sebanyak 4 jilid dengan tebal 1357 halaman.

Pergolakan rakyat pimpinan Diponegoro telah menewaskan 80 ribu pasukan di pihak Belanda -baik warga Jawa maupun Belanda dan telah menguras keuangan kolonial. Hal demikian mendorong Belanda untuk memaksakan program tanam paksa yang melahirkan banyak pemberontakan baru dari kalangan ulama. Di Jawa, para pengikut Diponegoro seperti Pangeran Ario Renggo terus melancarkan perlawanan meskipun secara terbatas.
Sumber Swaramuslim.net  

Perang Aceh (1873-1903)

Awalnya adalah "Tractat London 1871". Dalam perjanjian tersebut, Inggris menyerahkan seluruh wilayah Sumatera pada Belanda. Sebelumnya, "Tractat 1824", wilayah yang diserahkan hanya "Pantai Barat Sumatera". Dengan demikian Aceh terlindung dari tangan-tangan Belanda.

Kini Belanda mengincar Aceh. Pada 27 Desember 1871, wakil Sultan Aceh -Habib Abdurrahman-berunding dengan Belanda di geladak kapal Jambi. Intinya, Aceh sepakat untuk berdagang dan bersahabat dengan Belanda asalkan wilayah yang pernah menjadi bagian Kerajaan Aceh dikembalikan. Di antaranya adalah Sibolga, Barus, Singkel, Pulau Nias dan beberapa kerajaan di pesisir Sumatera Timur. Lima orang utusan Sultan Aceh dipimpin Tibang Muhammad datang untuk berunding dengan Residen Riau, Desember 1872.

Sebulan di Riau duta tersebut pun diantar pulang dengan kapal uap Mernik, melalui Singapura. Di Singapura, mereka sempat bertemu dengan Konsul Amerika dan Konsul Italia. Pertemuan tersebut dimanfaatkan Belanda untuk menuduh Aceh berselingkuh. Belanda lalu mempersiapkan armada perangnya untuk menggempur Aceh. Kesultanan Aceh juga bersiaga. Mereka mendatangkan 1349 senjata -berikut 5.000 peti mesiu-dari Pulau Pinang. Rakyat juga telah dimobilisasi oleh T. Chik Kutakarang.

Tanggal 1 April 1873, F.N. Nieuwenhuyzen menyatakan perang. Sebanyak 33 kapal mengepung Aceh, dengan kekuatan 168 perwira dan 3198 prajurit. Tanggal 5 April, perang pecah di Pantai Cermin -Banda Aceh. Kapal "Citadel van Antwerpen" terkena 12 tembakan meriam. Belanda terus mendesak ke arah Masjid Raja dan "dalam" -istilah untuk menyebut istana. Rakyat Aceh -yang terus meneriakkan "La ilaha illallah"-semakin gigih. Tanggal 14 April, Jenderal Mayor J.H.R. Kohler tewas. Belanda mundur. Sebanyak 45 orang pasukan Belanda tewas, 405 lain luka-luka. Tanggal 25 April, serdadu Belanda kembali ke kapal. Empat hari kemudian, mereka meninggalkan pantai Aceh.

Tanggal 16 Nopember 1873, 60 kapal bertolak dari Batavia untuk kembali menyerang Aceh. Kapal tersebut membawa 389 perwira, 7888 serdadu, 32 perwira dokter, juga "3565 orang hukuman dan 246 perempuan". Mereka membawa pula 206 pucuk meriam dan 22 mortir, dilengkapi pasukan zeni pembuat rel kereta api dan rakit untuk menyusuri sungai, seorang pastur, seorang ustad H.M. Ilyas asal Semarang, dan lima orang Jawa dan Cina sebagai mata-mata.

Sebelumnya, Belanda juga telah menyusupkan seorang bernama Ali Bahanan. Mangkunegara yang membantu Belanda menggempur Diponegoro, dilibatkan pula dalam serangan ke Aceh. Perwira Mangkunegara Ario Gondo Sisworo ikut berangkat ke Aceh bersama Perwira Paku Alam, Raden Mas Panji Pakukuning. Tanggal 9 Desember 1873, tentara Belanda mendarat di Kualalue dan bergerak di Kuala Gigieng. Perlawanan pasukan Tuanku Hasyim dan Tuanku Manta Setia dipatahkan Jenderal Mayor Verpijck.

Panglima Polim mengorganisasikan 3000 pasukannya di sekitar Masjid Raya. Ia dibantu 800 tentara Raja Teunom, 500 tentara Raja Pidie, dan sekitar 1000 rakyat Peusangan. Namun, 6 Januari 1874, Masjid Raya jatuh. Tanggal 13 Januari, Sultan dan Panglima Polim meninggalkan istana dan mengungsi ke Luengbata, lalu Pade Aye. Namun lima hari kemudian Sultan wafat karena penyakit kolera. Panglima Polim dan petinggi kerajaan kemudian mengangkat Muhammad Daudsyah -putra sultan yang baru berusia enam tahun-- sebagai sultan baru. Tanggal 31 Januari 1874, Jenderal van Swieten mengumumkan bahwa Aceh sudah ditaklukkan.

Namun, di luar Banda Aceh, perlawanan terus berlangsung sengit. Habib Abdurrahman, utusan Aceh ke Turki, berhasil mendarat di Idi dengan menyamar sebagai seorang Keling. Ia memimpin perlawanan yang menimbulkan banyak korban di kalangan Belanda. Belanda memperkuat gempurannya dengan mengganti Jenderal Diemont dengan Van der Hejden. Mereka berhasil menjepit perlawanan rakyat Aceh. Habib Abdurrahman menyerah, dan dikirim ke Jedah dengan kapal "Curacau" pada 23 Nopember 1878, dan dibekali 1200 ringgit. Dari Habib Abdurrahman, Belanda juga mendapat strategi untuk mematahkan rakyat Aceh.

Di Aceh Barat, Teuku Umar dan istrinya, Tjut Nya' Dhien memimpin perlawanan. Di Tiro, Tengku Cik di Tiro Muhammad Amin dan penggantinya, Tengku Syeikh Saman menggalang perlawanan rakyat. Pada Agustus 1893, Teuku Umar sempat menyeberang ke pihak Belanda dan dianugerahi gelar Teuku Umar Johan Pahlawan.

Tiga tahun kemudian, Teuku Umar bergabung kembali dengan kawan-kawannya. Ia, bersama Sultan dan Panglima Polim habis-habisan bertempur. Dalam pertempuran di Pulo Cicem dan Kuta Putoih, 78 orang tentara Aceh tewas. Teuku Umar mundur ke Aceh Barat. Ia tewas pada 11 Februari 1899, dalam bentrokan di Meulaboh. Gubernur J.B. Van Heutz memimpin langsung serangan ke Pidie. Ia juga menggunakan penasihatnya, Snouck Horgonje, yang mengaku telah masuk Islam untuk menarik simpati rakyat Aceh.

Sultan dan Panglima Polim membentuk basis di Kuta Sawang. Namun pertahanan tersebut hancur dalam serangan 14 Mei 1899. Di saat kekuatan Sultan terdesak, di Aceh Timur seorang ulama bernama Abdullah Pakeh atau Teungku Tapa, berhasil mengorganisasikan 10 ribu pasukan. Ia juga menggalang laskar perempuan berkekuatan 500 orang. Berulang kali pasukan Teungku Tapa menyulitkan tentara Belanda.

Pertempuran demi pertempuran terus berlangsung. Februari 1900, Sultan dan para pengikutnya menyingkir ke Gayo. Tanggal 1 Oktober 1901, Mayor G.C.E van Daaelen menyisir Tanah Gayo di pedalaman sekitar Danau Laut Tawar. Tidak ada hasil. Belanda kemudian bersiasat dengan menangkap istri Sultan di Glumpang Payong, dan kemudian istri lainnya di Pidie. Anak Sultan, Tuanku Ibrahim, juga ditangkap. Sultan, pada tanggal 10 Januari 1903, menyerahkan diri setelah Belanda mengancam akan mengasingkan istri dan anak sultan. Tanggal 6 September 1903, Panglima Polim juga menyerah setelah istrinya ditangkap. Perlawanan Tjut Nya' Dhien juga dapat diakhiri. Ia dibuang ke Sumedang, Jawa Barat, dan meninggal pada 1906.

Perlawanan rakyat masih terus berlangsung. Namun Belanda telah menguasai keadaan.
Sumber Swaramuslim.net  

Wednesday, May 29, 2013

Arsitektur Bioclimatic Yang Berkaitan Dengan Arsitektur Lanscape


Bioclimatic merupakan sektor arsitektur yang didominasi oleh prinsip-prinsip ekologi dan keberlanjutan. Istilah "desain bioclimatic" menyiratkan desain yang bertujuan untuk melindungi lingkungan dan sumber daya alam. Tujuan dari arsitektur bioklimatik adalah untuk menciptakan daerah perkotaan dan bangunan yang dirancang untuk sepenuhnya menutupi kebutuhan energi mereka tanpa menyebabkan kerusakan lingkungan.Elemen kunci dari desain bangunan bioklimatik adalah sistem pasif, yang merupakan komponen dari sebuah bangunan. Sistem pasif beroperasi tanpa bagian mekanik atau catu daya tambahan dan bangunan alami hangat dan sejuk. Mereka dibagi menjadi tiga kategori:
  •    Pasif sistem pemanas surya
  •    Teknik pendinginan alami pasif dan
  •    Sistem dan teknik pencahayaan hari

Hubungan antara arsitektur bioclimatic dan arsitektur lansekap 

Tempat
Desain yang tepat dari situs dan bangunan memungkinkan pemanfaatan radiasi matahari selama musim dingin dan melindungi bangunan dari overheating oleh matahari selama musim panas. Lokasi yang cocok dari konstruksi bangunan tergantung pada iklim, arah angin, keberadaan pohon atau fitur lansekap lainnya, penggunaan dan tata letak internal bangunan. 

Daya pemantulan 
Dalam merancang permukaan tanah terbuka dekat gedung, harus berhati-hati untuk menghindari penggunaan bahan tinggi reflektifitas (lembaran semen, aspal, dll) dan untuk memilih vegetasi rumput atau jenis tanaman penutup tanah lainnya yang menyerap proporsi yang signifikan dari insiden radiasi matahari dan panas.

 Orientasi 
 Di musim panas Mediterania, di sore hari, matahari masih hangat. Sisi barat bangunan dapat dibuat dengan bukaan kecil, buta atau dilindungi oleh shading yang tepat (daun pohon, awning, pagar tanaman, dll). Pemilihan jenis tanaman, ukuran pada saat jatuh tempo, cara pemangkasan dan duduk tepat dari lintasan cahaya matahari penting bagi perlindungan yang efektif.Tata letak vegetasi hijau dapat dirancang, dengan preferensi untuk pohon dengan dedaunan lebat dalam kombinasi dengan daun pohon, dalam rangka untuk mengarahkan angin musim dingin keluar dari gedung sementara mencapai pendinginan di musim panas. 

Penahan angin 
Selain bahan struktural, pagar tanaman dapat digunakan untuk mengontrol aliran udara. Semak, pohon, dan kombinasi pagar dengan bahan lain dapat digunakan sebagai penahan angin, menciptakan zona yang relatif tenang di sisi bawah angin. Hambatan terbuka, seperti pohon dan semak memberikan pengurangan maksimum kecepatan angin dalam rasio tinggi. Ukuran dan bentuk penghalang signifikan mempengaruhi efektivitas perlindungan. Makin tipis unsur perlindungan, semakin besar zona dilindungi .
 
Menganalisa, menggunakan program simulasi, memberikan fitur tertentu penahan angin untuk hasil terbaik baik dari segi persentase pengurangan angin dan panjang kawasan yang dilindungi. 


Atap hijau
Istilah "atap hijau" yang dimaksud adalah apartemen yang telah diubah menjadi sebuah taman, yang tumbuh dalam kondisi terkendali dengan lingkungan, energi dan ekonomi .

Dengan menerapkan atap hijau di atap bangunan mengurangi secara signifikan biaya pemanasan bangunan, karena stratifikasi multi-layered mengurangi panas, tergantung pada ketebalannya. Vegetasi juga, bertindak sebagai isolasi tambahan yang tergantung pada cakupan dan kepadatan dedaunan.Bersamaan mengurangi biaya pendinginan dengan menghemat energi, karena suhu di dalam gedung selama bulan-bulan musim panas, dapat disimpan hingga 10-15 derajat .

Menerapkan atap hijau di perkotaan, meningkatkan keseimbangan ekosistem di dalam kota, menciptakan iklim mikro yang sangat baik dan menyerap sejumlah besar debu dan polutan. Melalui fotosintesis, tanaman menghasilkan oksigen lebih banyak di atmosfer dan mengurangi karbon dioksida. Dengan cara ini, ekosistem yang lebih luas membantu meningkatkan mengurangi "Panas " dan fenomena "Efek rumah kaca".


Beberapa manfaat tambahan atap hijau adalah membantu jaringan saluran air limbah, perlindungan isolasi dari tekanan mekanis dan perubahan suhu, peningkatan estetika, peningkatan area fungsional, , peningkatan kualitas hidup dan perlindungan ekosistem.

 Shades 
Dengan desain yang tepat dan lokasi pergola atau sistem shading lain dengan otomatisasi, dapat dicapai perlindungan bangunan dari overheating selama musim panas.Pemilihan desain bioclimatic untuk bangunan dan sekitarnya kemungkinan dapat meningkatkan total biaya konstruksi, tetapi yang dapat disusutkan oleh terbatasnya penggunaan unit pemanas konvensional dan unit pendingin udara. Selain itu, indikator kesuburan dan standar hidup akan dioptimalkan.

Sumber landco.gr

Sunday, May 26, 2013

Cara Membuat Dua gambar Sejajar Dengan Frame

Pada Postingan kali ini saya akan sharing cara memasukkan dua gambar yang sejajar dalam postingan blog yang disertai dengan frame, sehingga gambar yang kita masukkan akan kelihatan lebih rapi. Dua gambar sejajar yang saya maksud seperti contoh dibawah ini.
Cara ini sebenarnya adalah suatu trik yang digunakan untuk membuat baground text yang terdapat dalam sebuah kolom, akan tetapi text nya di kosongkan sehingga yang terlihat hanya gambarnya saja.

Ok, langsung saja pada proses, caranya tidak rumit, cukup menambah sedikit HTML kemudian mengedit ukuran serta warna frame.
cara pertama:
Masukkan kode HTML berikut di tab HTML bukan di compose, tepatnya dibawah kode
<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<center>
<table>
<tr><td><div style="background: url(https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiBbNNVoVEokMRQvywHBKNvjQzgzXQAZ3tJjEEOzAnbKIFP7Vg0q6rA05ZBBjwm440Kg0UN5X8Hr0uHTV5JkFc9oaUVciR-69vYm4uTUUtWaypBeM95Gl7xUZHU0f6fUyo-QqquXJnNEw/s1600/riad-night-scene-render-cam20b-smallbanner-by-nomad-inception.jpg); border: 4px ridge #EE1E1E; height: 126px; padding: 15px; width: 250px;">
</div>
</td>
<td><div style="background: url(https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiowbPU5Bo2eYjzlTEyRyTPV3iezfuQuXqhM9imed_8VqL9YSfrIVslI0jDFndyzB5Hpo9QN4PjlRNBxk6GaKCtbrRwVliIeEcH6zFgZp7EN6gpCbQHjQJlaGGZ6sztBZuEq6cwD8uK4A/s1600/islamic-exterior-design-cam02-daylight-smallbanner-by-nomad-inception.jpg); border: 4px ridge #37EE1E; height: 126px; padding: 15px; width: 250px;">
</div>
</td>
</tr>
</table>
</center>
Ganti https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiBbNNVoVEokMRQvywHBKNvjQzgzXQAZ3tJjEEOzAnbKIFP7Vg0q6rA05ZBBjwm440Kg0UN5X8Hr0uHTV5JkFc9oaUVciR-69vYm4uTUUtWaypBeM95Gl7xUZHU0f6fUyo-QqquXJnNEw/s1600/riad-night-scene-render-cam20b-smallbanner-by-nomad-inception.jpg dengan URL gambar .

#EE1E1E adalah warna dari frame
 4px = ukuran /ketebalan frame
126px = tinggi gambar
250px = lebar gambar
ridge = jenis frame

Kita bisa mengganti jenis frame/ ridge sesuai dengan yang kita inginkan.

Solid

Dashed

Dotted

Double

Groove

Outset


Saturday, May 25, 2013

Seni Arsitektur Islam


Islamic achitecture atau arsitektur Islami merupakan arsitektur yang memiliki sifat-sifat Islam. Bisa jadi yang termasuk arsitektur Islami adalah arsitektur yang bukan berasal dari Islam, namun karena sejalan dengan konsepsi Islam yang tertera dalam Al Quran dan Al Hadits, maka arsitektur tersebut disebut arsitektur Islami.

Seni adalah produk aktivitas yang dilakukan secara sadar yang bertujuan untuk mendapatkan atau mencapai nilai estetika. Karena itu, seni seringkali berkonotasi estetika atau keindahan. Bicara tentang seni, maka akan meliputi pembahasan yang luas. Seni juga terbagi dalam beberapa jenis seperti seperti seni musik, seni sastra, seni pahat dan ukir, seni tari, seni suara, seni arsitektur dan sebagainya.
Dalam konsep Islam, Allah merupakan pusat dari nilai-nilai estetika ini. Allah menyukai keindahan dan menciptakan segala sesuatu dengan indah menurut porsinya. Tujuan kesenian dalam konsep Islam adalah sama dengan tujuan hidup seorang Muslim, yakni pencarian kebahagiaan material dan spiritual di dunia serta akhirat di bawah naungan keridhaan Allah swt. Seni Islam diabadikan pada tujuan hidup manusia Muslim yang senantiasa mencari ridha Allah. Karena itu, konsep-konsep seni Islam lebih bersifat teosentrik, berbeda dengan konsep-konsep seni non-Islam yang bersifat antroposentrik.

Arsitektur (architecture) sebagai bagian dari seni, merupakan seni atau ilmu yang berkaitan dengan desain dan pembuatan sebuah bangunan. Arsitektur dalam bahasa Arab biasa disebut `umran, bunyan, yang artinya bangunan atau gedung. Untuk seni arsitektur atau teknik bangunan disebut “handasah al-mi`mar”. Sementara al-muhandis adalah sebutan bagi seorang arsitek, pembuat bangunan atau seseorang yang ahli geometri. 

Dilihat dari defenisinya, arsitektur Islam ialah arsitektur yang dibuat untuk dan oleh orang Islam untuk beribadah dan mengabdi kepada Allah SWT, juga menunjukkan keterikatan makhluk dengan khaliknya, baik yang mempunyai fungsi keagamaan maupun fungsi sekuler, yang dihasilkan di negeri-negeri Islam. Arsitektur yang memiliki fungsi keagamaan, misalnya masjid, madrasah, makam dan bangunan-bangunan yang dijadikan sebagai tempat ibadah. Sementara yang memiliki fungsi sekuler, seperti istana, rumah, benteng dan sebagainya. Istilah yang analog untuk menyebutkan jenis-jenis tersebut ialah bangunan yang bersifat sakral dan bangunan yang bersifat profan.

Nilai-nilai spriritualitas dalam arsitektur Islam biasanya diimbangi dengan nilai-nilai estetika yang dimilikinya. Sebuah kolaborasi yang baik antara keindahan lahiriah dengan nilai-nilai batiniah yang terdapat di dalamnya, menjadikan arsitektur Islam sebagai salah satu yang terbaik dalam jajaran pengembangan arsitektur-arsitektur lainnya di luar Islam. Mengenai hal ini, kidwai menjelaskan: “Bangunan Islam adalah contoh terbaik perpaduan dari berbagai perbedaan ekspresi estetika dalam sebuah pandangan yang luas. Berbagai macam pengembangannya tetap berada di bawah satu payung dari seni bangunan Islam. Tiap-tiap arsitekturnya memiliki keistimewaan tersendiri, namun semuanya menyatu pada level yang terkemuka sebagai sesuatu yang islami, di mana pun saja di dunia ini.”

Sumber Aneka Ragam MAKALAH
Sumber Gambar nomadinception.com

Monday, May 20, 2013

10 Alasan Untuk Menunjuk Seorang Arsitek

1. Estetika.Seorang arsitek berkaitan dengan masalah estetika, memanipulasi proporsi, keberpihakan, massa, volume dan bahan untuk membuat masuk akal, bangunan menyenangkan yang dapat dinikmati oleh penghuni serta masyarakat.2. Biarkan untuk selera Anda dan persyaratan.Seorang arsitek akan mencoba dan masuk ke dalam jiwa klien untuk membaca apa yang mereka inginkan dan dengan menyesuaikan desain dengan gaya dan persyaratan dalam cara yang cerdas unik mereka tanpa berusaha untuk memaksakan selera dan preferensi nya sendiri.3. Keseluruhan pemahaman proyek.Arsitek yang terlibat dari awal proyek berada dalam posisi untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang kebutuhan khusus Anda dan mengembangkan solusi yang unik dan mengusulkan cara-cara untuk mengurangi biaya.

 
4. Biaya efisien.Seorang arsitek yang dikenal dengan biaya produk yang efisien baik tersedia di pasar dan tahu bagaimana merencanakan dalam anggaran Anda untuk memastikan Anda mendapatkan nilai terbaik untuk uang dan peralatan berkualitas baik.

 

 5. Kode bangunan dan hukum.Arsitek yang akrab dengan kode bangunan lokal dan oleh hukum dan proyek Anda akan mematuhi semua peraturan bangunan dan peraturan zonasi bangunan lingkungan. Ia juga dapat membantu proyek Anda melalui proses perijinan pembangunan.6. Saran Kontraktor.Seorang arsitek dapat merekomendasikan kontraktor yang mungkin cocok untuk proyek pembangunan tertentu. Dia mungkin juga terlibat dalam koordinasi tim konsultan spesialis untuk memastikan kelangsungan keseluruhan menjadi dari produk akhir.7. Rencana untuk masa depan.Seorang arsitek dapat melihat melampaui persyaratan langsung Anda untuk merancang rumah Anda untuk bisa beradaptasi dan memperluas jika diperlukan untuk perubahan kebutuhan keluarga Anda.8. Fungsi.Arsitek menciptakan rumah yang menyenangkan dan fungsional bagi mereka yang menggunakan atau tinggal di dalamnya. Seperti penjahit profesional desain untuk memperhitungkan kebutuhan khusus account dan lokasi.

 

 9. Lingkungan.Rumah yang dirancang oleh arsitek akan peka terhadap lingkungan sekitarnya dan akan menggunakan semua unsur-unsur alam, topografi atau pendapat terhadap penggunaan terbaik dari situs dalam kebutuhan klien tertentu.

 

 10. Manajemen proyek.Arsitek dapat mengelola proyek Anda dari situs memilih untuk penyelesaian terus memberikan saran atau solusi untuk pilihan Anda sebagai wajah klien, menghemat waktu berharga dan memberi Anda ketenangan pikiran.


Sumber www.cad-architect.net

Sustainable Urban Design

What is sustainable design?

There are many components which make up the overall concept of sustainable design. To help answer this question we have broken this down into three guiding principals. Concepts Architectural Design are employing these principals and philosophies into our designs.

A comfortable home

A house positioned on the site correctly will collect heat through passive solar gain. Increased insulation, double glazing and thermal mass are then needed to retain this heat for as long as possible. By retaining as much of the ‘free’ heat, less additional energy is required to warm the house.
By passively ventilating the house we don’t require the energy costs associated with air-conditioning. The house is designed for indoor/outdoor flow, so we want to be able to open the large doors. For air-conditioning to work all windows and doors need to be closed, effectively sealing off the inhabitants from the outside, opening windows allow for natural flow of air circulation throughout the house.
The house should not be too hot or too cold, and take a minimal amount of energy to keep it at a comfortable level. The result will be a healthier home, thus reducing the likelihood of illness and allergies to the occupants.

An environmentally friendly home

Today it is becoming increasingly important that we are aware the impact of our home has on the environment. The use of recycled or sustainable materials should be utilised as much as possible.
By capturing rainwater and storing it for later consumption we are able to make use of our natural resources.
Solar energy can be used to heat water which saves power for the house. Waste can be reduced through reusing the stormwater and recycling grey water.
Ideally the home should be producing less waste and consuming less energy.

Quality of lifestyle

Our home should help us to achieve a better quality of life. By choosing a home close to town or nearer to our place of work we are giving ourselves more opportunities. A healthier lifestyle can be achieved when we have the choice to walk, bike, or use public transport. We are also able to save petrol costs and this combined with an energy efficient home means a substantial saving for the household.
By keeping the design simple this makes construction more affordable. The mortgage is reduced, therefore improving lifestyle and allowing us more social interaction with friends and neighbours. Simple design can help to achieve affordable construction. This reduces mortgages, therefore improves lifestyles.

Concepts and details for sustainable homes

Passive solar gain- designing the house orientated to obtain all day sun
Storage of solar gain - thermal mass of walls and floors, to slowly release at night the heat gained during the day
Shading devices - louvers, blinds, and overhangs to shade the hot summer sun, but to allow in the winter sun
Low tech - houses that use passive means for heating and ventilation, allowing for a more personal connection with the environment, eg. Opening doors and windows
Recycled materials - although some materials are not sustainable, the next best option is to reuse products or materials, rather than assigning them to land fill.
Water tanks - collection of stormwater to be filtered and used in the house, or only for gardens and toilet. Saves the use of city stormwater drains, and therefore infrastructure use.
Septic tank - if space is available to treat all sewerage from house. If not possible due to site size, then look at black water going to council sewerage drains, and grey water to be recycled on site to be used in gardens and maybe toilets.
Insulation - Increase batts insulation from minimum requirements, look at wool insulation, as a more eco-friendly product. Add insulation to the floor (polystyrene).
Glazing - double glazing for insulation.
Solar panels - for water heating.
Passive ventilation - opening windows allow for natural ventilation. This avoids the need to use air-conditioning systems which use energy, and therefore have associated running costs.
Sustainable Materials - recycled and sustainable, and locally sourced for reduction of delivery energy. materials which are renewable, easily grown and not endangered as a resource, such as bamboo.
Timber - choose not to use unsustainable products such as kwilla and teak, or natives like Rimu and Matai. Use local sustainable timbers such as pine, macrocapa, Douglas fir, or at least sustainable products such as cedar and Tasmanian oak.
Lighting - energy efficient bulbs can be used. Fluorescent lighting would be a lot better as far as energy consumption. Any external feature lighting could be solar powered.
Photovoltaic cells - as technology improves and becomes more affordable, the house could reduce significantly the power consumption from the grid, or possibly credit power back to the grid.
Green roofs - vegetated roofs which allow much cooler houses in the summer, and warmer in the winter due to the thermal mass. Could also be used as a living space for the house on a small site.
VOC levels - materials with minimum or no off-gassing to provide cleaner, nontoxic living spaces internally, and to prevent the contamination of soil and water externally.


Aliran Murji’ah


Sejarah Aliran Murji’ah
Secara harfiah menurut al-syahrastani, Husain bin Muhammad bin Ali bin Abi Thalib adalah orang pertama yang menyebut irja’ . akan tetapi, hal ini belum menunjukan bahwa ia adalah pendiri Murji’ah. Istilah ini berarti “yang menangguhkan atau mengembalikan”. Pada mulanya, kemunculan aliran ini beranjak dari sikap pasif atau tidak memihak antara dua kelompok umat Islam yang tengah bertikai setelah pembunuhan Utsman. Mereka menahan diri untuk tidak memberi penilaian siapa yang benar dan salah di antara kedua belah pihak dan lebih memilih menangguhkan atau mengembalikan (irja’) penilaiannya kepada keputusan Allah kelak diakhirat.
   
Kata irja' atau arja'a yang berarti penundaan, penangguhan dan pengharapan. Kata arja'a mengandung pula arti memberi harapan, yakni memberi harapan pada pelaku dosa besar untuk memperoleh pengampunan dan rahmat Allah. Selain itu, arja'a berarti pula melakukan dibelakang atau mengemudikan, yaitu orang yang mengemudikan amal dan iman. Oleh karena itu, murji'ah artinya orang yang mengemudikan amal kedudukan seseorang yang bersengketa yakni Ali dan Mu'awiyah serta pasukannya di hari kiamat kelak. Hal-hal yang melatarbelakangi kehadiran Murji’ah adalah:
 a. Adanya perbedan pendapat antara orang-orang syi’ah dan khawarij, mengkafirkan pihak-pihak yang ingin merebut kekuasaan Ali dan mengafirkan orang yang terlihat dan menyetujui tahkim dalam perang Shiffin.
b. Adanya pendapat yang menyalahkan Aisyah dan kawan-kawan yang menyebabkan terjadinya perangjamal.
c. Adanya pendapat yang menyalahkan orang yang ingin merebut kekuasaan Usman bin Affan.
   Ajaran-ajaran Murji’ah
Ajaran – ajaran pokok yang terdapat dalam aliran Murji’ah ini adalah sebagai berikut : 
a. Iman hanya membenarkan (pengakuan) di dalam hati.
b. Orang Islam yang melakukan dosa besar tidak dihukumkan kafir. Muslim tersebut   tetap mukmin  selama ia mengakui dua kalimah syahadat.
c. Hukum terhadap perbuatan manusia ditangguhkan hingga hari kiamat.


Doktrin-Doktrin Kaum Murji’ah
Ajaran pokok Murji’ah pada dasarnya bersumber dari gagasan atau doktrin irja atau arja’a yang di aplikasikan dalam banyak persoalan, baik persoalan politik maupun teologis. Di bidang politik, doktrin irja diimplementasikan dengan sikap politik netral atau nonblok, yang hamper selalu diekspresikan dengan sikap diam. Itulah sebabnya, kelompok Murji’ah dikenal pula sebagai the queietists (kelompok bungkam). Sikap ini akhirnya berimplikasi begitu jauh sehingga membuat Murji’ah selalu diam dalam persoalan politik.

Adapun di bidang teologi, doktrin irja dikembangkan Murji’ah ketika menanggapi persoalan-persoalan teologis yang muncul saat itu. Pada perkembangan berikutnya, persoalan-persoalan yang ditanggapinya menjadi semakin kompleks sehingga mencakup iman, kufur, dosa besar dan ringan (mortal and venial sains), tauhid, tafsir Al-Quran, eskatologi, pengampunan atas dosa besar, kemaksuman nabi (the impeccability of the profhet), hukuman atas dosa (punishment of sins), ada yang kafir (infidel) di kalangan generasi islam, tobat (redress of wrongs), hakikat Al-Quran, nama dan sifat Allah, serta ketentuan Tuhan (predestination).
Berkaitan dengan doktrin teologi Murji’ah, W. Montgomery Watt merincinya sebagai berikut :
a. Penangguhan keputusan terhadap Ali dan Munawiyah hingga Allah memutuskannya di akhirat kelak.
b. Penangguhan Ali untuk menduduki ranking keempat dalam peringkat Al-Khalifah Ar-Rasyidun.
c. Pemberian harapan (giving of hope) terhadap orang muslim yang berdosa besar untuk memperoleh ampunan dan rahmat dari Allah.
d. Doktrin-doktrin Murji’ah menyerupai pengajaran (madzhab) para skeptis dan empiris dari kalangan helenis.
Masih berkaitan dengan doktrin teologi Murji’ah, Harun Nasution menyebutkan empat ajaran pokoknya, yaitu:
a. Menunda hukuman atas Ali, Muawiyah, Amr bin Ash, dan Abu Musa Al-Asy’ary yang terlibat tahkim dan menyerahkannya kepada Allah di hari kiamat kelak.
b. Menyerahkan keputusan kepada Allah atas orang muslim yang berdosa besar.
c. Meletakkannya (kepentingan) iman daripada amal.
d. Memberikan pengharapan kepada muslim yang berdosa besar untuk memperoleh ampunan dan rahmat dari Allah.

Sementara itu Abu ‘A’ la Al-Maududin menyebutkan dua doktrin pokok ajaran Murji’ah, yaitu :
a. Iman adalah percaya kepada Allah dan Rasul-Nya saja. Adapun amal atau perbuatan tidak merupakan suatu keharusan bagi adanya iman. Berdasarkan hal ini, seseorang tetap dianggap mukmin walaupun meninggalkan perbuatan yang di fardukan dan melakukan dosa besar.
b. Dasar keselamatan adalah iman semata. Selama masih ada iman di hati, setiap maksiat tidak mendatangkan madarat ataupun gangguan atas seseorang. Untuk mendapatkan pengampunan, manusia cukup hanya dengan menjauhkan diri dari syirik dan mati dalam keadaan akidah tauhid.

Sekte-sekte Murji’ah
Kaum Murji’ah pecah menjadi beberapa golongan kecil. Namun, pada umumnya Aliran Murji’ah terbagi kepada dua golongan besar, yakni “golongan moderat” dan “golongan ekstrim”. Golongan Murji’ah moderat berpendapat bahwa orang yang berdosa besar bukanlah kafir dan tidak kekal dalam neraka, tetapi akan di hukum sesuai dengan besar kecilnya dosa yang dilakukan. Sedangkan Murji’ah ekstrim, yaitu pengikut Jaham Ibn Safwan, berpendapat bahwa orang Islam yang percaya kepada Tuhan kemudian menyatakan kekufuran secara lisan, tidaklah menjadi kafir, karena iman dan kufur tempatnya dalam hati. Bahkan, orang yang menyembah berhala, menjalankan agama Yahudi dan Kristen sehingga ia mati, tidaklah menjadi kafir. Orang yang demikian, menurut pandangan Allah, tetap merupakan seorang mukmin yang sempurna imannya.

Konsep Iman Dan Pelaku Dosa  Besar
   Murji'ah Ekstrim
Murji'ah Ekstrim mengatakan, bahwa iman hanya pengakuan atau pembenaran dalam hati (tasdiq bi al-qalb). Artinya, mengakui dengan hati bahwa tidak ada Tuhan selain Allah SWT dan Muhammad Rasul-Nya. Berangkat dari konsep ini, Murji'ah berpendapat bahwa seseorang tidak menjadi kafir karena melakukan dosa besar, bahkan mengatakan kekufurannya secara lisan. Oleh karena itu, jika seseorang telah beriman dalam hatinya, ia tetap dipandang sebagai seorang mukmin sekalipun menampakkan tingkah laku seperti Yahudi atau Nasrani.

Menurut mereka, iqrar dan amal bukanlah bagian dari iman, karena yang penting menurut mereka adalah tasdiq dalam hati. Alasannya bahwa iman dalam bahasa adalah tasdiq sedangkan perbuatan dalam bahasa tidak dinamakan tasdiq. Tasdiq itu merupakan persoalan dalam hati sedangkan perbuatan urusan anggota tubuh (al-arkam) dan diantara keduanya tidak saling mempengaruhi. Iman letaknya dalam hati dan apa yang ada dalam hati seseorang tidak diketahui manusia lain. 

Sedangkan perbuatan-perbuatan seseorang tidak selamanya menggambarkan apa yang ada dalam hatinya. Oleh karena itu, ucapan-ucapan dan perbuatan-perbuatan seseorang tidak mesti mengandung arti bahwa ia tidak mempunyai iman. Kelompok Murji'ah Ekstrim yang terkenal adalah perbuatan maksiat tidak dapat menggungurkan keimanan sebagaimana ketaatan tidak dapat membawa kekufuran. Dapat disimpulkan bahwa Murji'ah Ekstrim memandang pelaku dosa besar tidak selamanya akan disiksa di neraka. Golongan ini dipimpin oleh al-jahamiyah (pengikut Jaham Ibn Safwan).

Murji'ah Moderat
Golongan Murji'ah Moderat berpendapat bahwa iman itu terdiri dari tasdiq bi al-qalb dan iqrar bi al-lisan. Pembenaran hati saja tidak cukup ataupun dengan pengakuan dengan lidah saja, maka tidak dapat dikatakan iman. Kedua unsur iman itu tidak dapat dipisahkan. Iman adalah kepercayaan dalam hati yang dinyatakan dengan lisan. Jadi pelaku dosa besar menurut mereka bukanlah kafir dan tidak kekal dalam neraka sungguhpun ia meninggal dunia sebelum sempat bertaubat dari dosa-dosanya. Nasibnya di akhirat terletak pada kehendak Allah, kalau Allah mengampuninya maka ia terbebas dari neraka dan masuk surga, namun jika ia tidak mendapat ampunan ia masuk neraka dan kemudian baru dimasukkan surga. Adapun orang yang berdosa kecil, dosa-dosanya akan dihapus oleh kebaikan, sembahyang dan kewajiban-kewajiban lainnya yang dijalankannya. Dengan demikian dosa-dosa besar apalagi dosa-dosa kecil tidak membuat seseorang keluar dari iman. Tokoh dari golongan ini antara lain : Al-Hasan Ibn Muhammad Ibn Ali Bin Abi Tholib, Abu Hanifah, Abu Yusuf, dan beberapa ahli hadis. 


◄ Posting Baru Posting Lama ►
 

Copyright 2013 Jendela Arsitektur Desain: May 2013 Template by CB Blogger Template. Powered by Blogger