BAB I
PENDAHULUAN
I.1.
Latar Belakang
Dewasa ini manusia kebanyakan melupakan
makna kehidupannya, hakekat
diciptakannya manusia oleh Tuhan, dan
adat istiadat atau yang lazimnya sering disebut dengan istilah kebudayaan. Hal
tersebut seringkali banyak disebabkan oleh beberapa factor yang mempengaruhi
dalam perkembangannya. Beberapa Diantaranya seperti kemajuan teknologi yang pesat,
modernisasi atau globalisasi yang semakin meningkat
.
Dalam sejarah manusia yang sebelumnya
memiliki kebudayaan yang bersifat primitive dan kental akan seni, agama, dan
tata kelakuan yang telah diturunkan turun- temurun ke generasi berikutnya
berangsur-angsur mulai berubah seiring dengan perkembangan zaman dan kemajuan
teknologi. Manusia yang dulu saling menyapa ketika bertemu di jalan sekarang
jarang terjadi karena lebih sibuk dengan handphonenya. Bertumbuhnya sifat
individualism yang banyak terjadi khususnya dalam masyarakat perkotaan
merupakan salah satu contoh yang kongkrit dari akibat perkembangan teknologi
yang pesat dan terus mempengaruhi kebudayaan.
Arsitektur mengalami perkembangan
positif mengingat makin banyak penghargaan yang diberikan pada arsitek maupun
karya arsitektur yang dinilai inspiratif. Media membahas arsitektur pun
menjamur —terlepas dari sekedar muatannya yang instant dan kitsch. Arsitek
pun makin populer dan diterima masyarakat. Di tengah majunya pekembangan ini,
saya rasa negeri ini butuh mercu suar-mercu suar baru. Yang kontroversial namun
akhirnya dibanggakan, yang gigantic dan bikin melek dunia. Yang filosofis dan
bermakna dalam bagi bangsanya, penuh makna simbolik yang disukai masyarkat
Indonesia. Arsitektur penerima awards dari arsitek-arsitek beken negeri ini
telalu terprivatisasi. Bukan hanya karena „mereka‟ kebanyakan bangunan privat
(rumah tinggal), tapi juga kesempatan yang langka dalam sebuah proyek
arsitektur.
1.2. Rumusan
Masalah
1. Apa Pengertian Kebudayaan?
2. Apa Pengertian Arsitektur?
3. Bagaimana Hubungan Arsitektur Dengan
Kebudayaan?
4. Bagaimana Ciri Budaya Arsitektur?
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian
kebudayaan secara jelas dan lengkap
2. Untuk mengetahui pengertian
Arsitektur
3. Mengetahui hubungan Arsitektur dengan
Kebudayaan
4. Mengetahui Ciri Budaya Arsitektur
BAB II
PEMBAHASAN
II. 1. Pengertian
Arsitektur
Arsitektur (dari bahasa Yunani) = arche
dan tektoon.
Arche berarti: yang asli, yang utama,
yang awal; sedangkan tektoon menunjuk sesuatu yang berdiri kokoh, tidak
roboh, stabil, dan sebagainya. Jadi kata arsitektur hanya punya sudut pandangan
teknis statika bangunan belaka. Architectoon artinya pembangunan utama
atau sebenarnya: tukang ahli bangunan yang utama.
Di Eropa pada abad pertengahan, arsitek
biasa disebut: magister operis (guru atau ahli karya) atau magister
lapidum (guru atau ahli batu). Di jaman kerajaan para Firaun Mesir,
kaisar-kaisar Roma, dan dalam hampir semua sistem kemaharajaan, arsitek
menduduki profesi politik tinggi, sebab gengsi dan kebesaran maharaja selalu
diukur dari bangunan-bangunan istana dan gedung-gedung negara.
Di India arsitek disebut Sthapati
(chief architect, ahli bangunan, pemimpin bangunan, penasehat bangunan)
atau Achariya, yakni direktur umum, atau Sutradhara (arsitek,
seniman, pemahat). Namun yang penuh hikmah adalah pengertian dan istilah Vasthu.
Dalam bahasa Jawa Kuna, Vasthuvidya atau Wastuwidya berarti: ilmu
bangunan (widya = ilmu kebijaksanaan; wastu = bangunan).
II. 2. Pengertian
Kebudayaan
Kebudayaan berasal dari kata cultuure
(Belanda) culture (Inggris) dan colere (Latin) yang artinya
mengolah, mengerjakan, menyuburkan, dan mengembangkan terutama pengolahan tanah
yang kemudian berkembang menjadi segala daya dan aktifitas manusia manusia
untuk mengolah dan mengubah alam. Dari bahasa Indonesia (Sansekerta) “buddhayah”,
yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal. Pendapat
lain “budaya” adalah sebagai suatu perkembangan darikata majemuk
budi-daya, yang berarti daya dari budi, karena itu mereka membedakan antara budaya
dan kebudayaan. Budaya adalah daya dari budi yang berupa cipta,karsa dan rasa.
Di dalam masyarakat kebudayaan diartikan
“The general body of the art” yang meliputi seni sastra, seni musik, seni
pahat, seni rupa, dan pengetahuan filasafat. Dan akhirnya mendapatkan
kesimpulan bahwa Kebudayaan adalah keseluruhan pengetahuan manusia yang
dipunyainya sebagai makhluk social digunakan untuk memahami dan menafsirkan
lingkungan yang dihadapinya (lingkungan alam dan lingkungan sosial). Kebudayaan
berfungsi sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan karena kebudayaan mendasari dan
mendorong terwujudnya suatu kelakuan sebagai pemenuhan kebutuhan yang timbul.
Kebutuhan tersebut di antaranya kebutuhan jasmani, rohani, sosial. Kebudayaan
berwujud sebagai kompleks ide, gagasan, nilai, norma, peraturan dan sebagainya
yang sifatnya abstrak, terletak di dalam alam pikiran manusia. Kebudayaan dapat
dibedakan menurut tahapan alam pikiran yang mendasarinya: mitis, ontologis,
fungsional.
II. 3. Hubungan Arsitektur Dengan
Kebudayaan
Masyarakat tiap daerah mempunyai
kemampuan dan kreativitas yang berbeda dalam mengadaptasi dan mengolah
kebudayaan baru. Hal ini mempengaruhi dan mengakibatkan bervariasinya
hasil-hasil budaya itu, antara lain adalah beragamnya kekhasan arsitektur yang
mampu mencerminkan budaya daerah. Rumah dengan segala perwujudan bentuk ,
fungsi dan maknanya senantiasa diatur, diarahkan, dan ditanggapi atau
diperlakukan oleh penghuni menurut kebudayaan yang mempengaruhi masyarakat yang
bersangkutan.
Konteks kebudayaan dalam bentuknya yang
akan tercermin dalam karya arsitektur meliputi: agama, sosial, politik, ilmu
pengetahuan dan teknologi, ekonomi, estetika. Nilai sebagai salah satu
perwujudan kebudayaan akan mencakup hal yang berkenaan dengan kebenaran
(logika), kebaikan (etika), keindahan (estetika). Faktor fungsi dari kebudayaan
dalam wujud arsitektur ditentukan oleh kebutuhan, teknologi, asosiasi,
estetika, telesik (kesejamanan), pemakaian yang tepat.
Sebagaimana
setiap suku bangsa mempunyai corak rumah masing-masing baik bentuk maupun
fungsi dari rumah tinggal yang di huninya. rumah tempat tinggal dapat berlainan
menurut ukuran serta kemewahannya, karena sebuah rumah orang Jawa dapat juga
memperlihatkan bagaimana status sosial dari penghuninya. Arsitektur merupakan
salah satu hasil budaya yang dapat menunjukkan identitas masyarakat
pendukungnya.
II.4. Ciri Budaya Arsitektur
Bila kita membicarakan ciri budaya dalam
arsitektur, akan menyangkut dua segi :
• Apa ciri yang ingin diungkapkan
• Bagaimana ciri tersebut diungkapkan.
Karya arsitektur akan selalu
mencerminkan ciri budaya dari kelompok menusia yang terlibat dalam proses
penciptaannya. Sekurang-kurangnya akan tercermin tata nilai yang mereka anut.
Dengan demikian kalau kita secara cermat mengamati sejumlah karya arsitektur
suatu masyarakat maka lambat laun akam mengenali cirri budaya masyarakat
tersebut.
BAB III
PENUTUP
III. 1. Kesimpulan
Kebudayaan berasal dari kata cultuure
(Belanda) culture (Inggris) dan colere (Latin) yang artinya
mengolah, mengerjakan, menyuburkan, dan mengembangkan terutama pengolahan tanah
yang kemudian berkembang menjadi segala daya dan aktifitas manusia manusia
untuk mengolah dan mengubah alam.
Kebudayaan adalah keseluruhan sistem
gagasan atau tindakan dan hasil karya manusia untuk memenuhi kehidupannya
dengan cara belajar, yang tersusun dalam kehidupan manusia.
Arsitektur adalah indeks budaya yang
mempunyai wujud berbeda pada masyarakat yang berbeda.
Arsitektur berkaitan dengan budaya,
memiliki system lambang, makna serta skema kognitif.
Arsitektur mempunyai fungsi yang luas
yaitu fungsi kebudayaan. Oleh karenanya, dalam kenyataan dapat dijumpai adanya
simbolsimbol arsitektur yang menandai budaya yang terkandung di dalamnya.
Daftar pustaka
Rangkuti, Sofia, Hasibuan, Dr. Hj. 2002.
Manusia dan kebudayaan di Indonesia.
Dian Rakyat
Saroni Asikin, " Integrasi
Budaya pada Wujud Arsitektur dan Pola Tata Ruang Rumah Tinggal Khas Semarang",
12 mei 2011, Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik-UNDIP
anonymous . 2011. Kebudayaan Dan
Arsitektur.
http//www.openpdf.com Diakses 12 mei 2011
anonymous .
2011. hubungan manusia dengan kebudayaan.
http//www.openpdf.com diakses 12 mei 2011
0 komentar:
Post a Comment