Saturday, May 18, 2013

Sejarah Dan Hikmah Turunnya Al-Qur'an

Posted by Jhon Frie. Category:

BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Nabi Muhammad adalah nabi terakhir utusan Allah dengan risalah memabawa ajaran Islam sebagai agama pembaru dari agama-agama terdahulu dan juga meluruskan akidah akhlaq manusia yang saat itu mengalami kemunduran. Islam diturunkan sebagai pedoman hidup umat manusia di muka bumi ini, Al-Qur’an merupakan kitab Allah terakhir dari kitab-kitab terdahulu. Fungsi Al-Qura’an bagi umat Islam sebagai pedopan jalan hidup (Way of Life), karena Al-Quran tidak hanya membahas hal—ikhwal masalah keagamaan (akhirat), namun juga membahas berbagai ajaran yang bersifat keduniawian. Sehingga Al-Qur’an memiliki peran dan kedudukan yang sangat penting bagi kehidupan manusia di muka bumi ini
”Sesungguhnya Al Quran ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih Lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang Mu'min yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar”. (QS : Al-Isra’, 17)

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang sangat pesat di era ini, mendorong manusia melakukan berbagai aktivitas untuk memenuhi kebutuhannya tanpa adanya berbagai hambatan, yang intinya manusia di abad modern ini sangat bergantung pada teknologi. Pesatnya perkembangan teknologi yang memudahkan segala aktivitas manusia tentunya sangat membantu meringankan berbagai beban aktivitas hidup manusia, namun di sisi lain perkembangan teknologi juga membawa dampak negatif, yaitu berdampak negative bagi manusia sendiri maupun lingkungan sekitar. Dampak terhadap manusia lebih berimbas pada perubahan perilaku manusia. Perubahan perilaku erat kaitannya pada persoalan akidah akhlaq manusia yang tentunya melenceng dari ajaran Islam. untuk itu kita sebagai umat muslim yang hidup di abad modern membutuhkan pembentengan diri melalui pemahaman ajaran Islam yang terkadung dalam Al-Qur’an secara mendalam, mengingat hari ini sudah mulai tampak perubahan-perubahan akidah akhlaq manusia yang saat ini sedang kita rasakan.

Pemahaman masyarakat kususnya masayarakat Muslim tentang Al-Qur’an, tidak hanya dipahami isi kandungan dan ajaran pokok Al-Qur’an saja namun sebagai penguat iman kita memerlukan kajian mengenai sejarah turunnya Al-Quraan apa, bagaimana, kapan dan mengapa Al-Quran diturunkan. Hal ini sangat penting bagi kita agar kita semua dapat menelaah maksud turunnya Al-Quran dan bagaimana prosesnya, serta apa hikmah dibalik proses turunnya Al-Qur’an itu sebagai penguat iman dan kita mengetahui hakikat diturunkan Al-Qur’an baik secara pemahaman yang bersifat doktrin maupun historis, sehingga diharapkan dengan mengetahui hal tersebut kita dapat meningkatkan pemhaman tentang Islam dan sebagai upaya meningkatkan kualitas maupun kuantitas keimanan kita kepada Allah SWT.
1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Al-Quran diturunkan?
2. Mengapa Al-Qur’an diturunkan?
3. Bagaimana proses Al-quran diturunkan?
4. Apa hikmah diturunkannya Al-Qur’an secara bertahap?
1.3. Tujuan
1. Mengetahui bagaimana Al-Quran diturunkan
2. Memahami proses turunnya Al-Qur’an
3. Mengetahui hikmah turunnya Al-Quran secara bertahap
4. memperkaya wawasan kita sebagai upaya untuk meningkatkan kualaitas keimanan.

BAB II
PEMBAHASAN
II. 1. Sejarah Turunnya Al-Qur’an
Turunnya Al-Qur’an Sekaligus
Al-Qur’an diturunkan secara berangsur-angsur selama kurang lebih 23 tahun dan 10 tahun di Madinah. Al-Qur’an pertama kali diturunkan kepada Nabi Muhammada SAW pada malam lailatul Qadar tepatnya pada tanggal 17 Ramadhan yag bertepatan pada tanggal 6 Agustus 610 Masehi. Ketika Al-Qur’an pertama kali diturunkan kepada Nabi Muhammad berupa wahyu dengan perantara malaikat Jibril ketika itu beliau berumur 41 tahun. Wahyu yang pertama kali diterima Oleh Rasulillah ialah ayat 1-5 surat Al-Alaq, pada waktu beliau sedang berada di Gua Hira, sedangkan wahyu terakhir yang diterima Nabi adalah surat Al-Maidah ayat 3, selang 23 tahun setelah beliau menerima wahyu yang pertama, tepatnya pada tanggal 9 Zulhijah 10 Hijriah atau betepatan pada 7 Maret 632 Masehi. Ketika menerima wahyu terakhir ini beliau pada saat itu sedang berwukuf di Arafah untuk melakukan Haji Wada’.

Al-Quran diturunkan di dunia ini secara berangsur-angsur, hal inilah yang membedakan antara kitab-kitab Allah terdahulu dengan Al-Qur’an. Al-Quran merupakan kitab terakhir yang dimukjizatkan kepada Nabi terakhir Rasulullah Muhammad SAW melalui perantara malaikat Jibril. Terakit dengan turunnya Al-Qur’an di muka bumi ini ada beberapa ayat yang bisa jadi acuan untuk mengetahui sejarah turunnya Al-Qur’an. Dalam buku Pengantar Studi Ilmu Al-Qur’an, ayat yang menjadi rujukan adalah sebagai berikut,
                
                    
         

“ (Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). karena itu, Barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, Maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan Barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), Maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur’
     
“ Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan”
Kedua ayat itulah yang menjadi rujukan para ulama dalam menafsirkan turunnya Al-Qur’an. Namun dari ayat tersebut menimbulkan beberapa pertentangan mengingat beberapa ulama dan sejarah menyebutkan Al-Qur’an diturunkan selam kurang lebih 23 tahun. Menyikapi hal ini terbagilah beberapa mazhab dalam menafsirkan dan memahami turunnya Al-Qur’an.

1. Mazhab Pertama
Pendapat ini dikemukakan oleh Ibnu Abbas dan sejumlah ulama. Yang dimaksud tunnya Al-Qur’an dalam ayat diatas ialah turunnya Al-Qur’an sekaliguske Baitul Izzah di langit dunia untuk menunjukkan kepada para malaikat-Nya bahwa betapa besar masalah ini. selanjutnya Al-Quran diturunkan secara bertahap kepada Nabi Muhammad, secara bertahap selama 23 tahun sesuai peristiwa-peristiwa yang mengiringinya sejak beliau diangkat menjadi rasul hingga beliau wafat. Pendapat ini didasarkan pada riwaya-riwayat yang shahih dari Ibnu Abbas, antara lain :

a. Ibnu Abbas Radhiyalluhu anhu berkata, “ Al-Quran diturunkan sekaligus ke langit dunia pada lailatu Qadr, kemudian setelah itu diturunkan selama dua puluh tahun.” Lalu dia membacakan ;
        
“ Tidaklah orang-orang kafir itu datang kepadamu (membawa) sesuatu yang ganjil, melainkan Kami datangkan kepadamu suatu yang benar dan yang paling baik penjelasannya.”
         
“ Dan Al Quran itu telah Kami turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan Kami menurunkannya bagian demi bagian.”
b. Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, ia berkata, “Al-Quran itu dipisahkan dari Adz-Dzikr, lalu diletakkan di Baitul „Izzah di langit dunia. Maka Jibril mulai menurunkannya kepada Nabi Muhammad.”
c. Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, ia berkata:
“ Allah menurukna Al-Qur‟an sekaligus ke langit dunia, pusat turunnya Al-Quran secara gradua;. Lalu Allah menurunkannya kepada Rasul-Nya bagian demi bagian”.
d. Menurut Ibnu Abbas, “ Al-Qur‟an diturunkan pada lailatul Qadr pada bulan Ramadhan ke langit dunia sekaligus, lalu diturunkan secara berangsu-angsur”.
6
2. Mazhab Kedua
Dikemukakan oleh Asy-Sya‟bi, bahwa yang dimaksud dengan turunnya Al-Qur‟an dalam ketiga ayat diatas ialah permulaan turunnya Al-Qur‟an itu dimulai pada Lailatul Qadr di bulan Ramadhan, yang merupakan malam yang diberkahi. Kemudian setelah itu turun secara bertahap sesuai dengan berbagai peristiwa yang mengiringinya selam kurang lebih 23 tahun. Dengan demikaian, Al-Qur‟an hanya satu macam cara turunnya, yaitu turun secara bertahap kepada Rasulullah, sebab yang demikian yang dinyatakan dalam Al-Qur‟an.
         
“Dan Al Quran itu telah Kami turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan Kami menurunkannya bagian demi bagian.”
Sedangkan orang-orang musyrik yang diberi tahu bahwa kitab samawi terdahulu turun sekaligus, menginginkan Al-Qur‟an juga diturunkan sekaligus, hal ini bisa kita lihat pada ayat berikut
               
          
“Berkatalah orang-orang yang kafir: "Mengapa Al Quran itu tidak diturunkan kepadanya sekali turun saja?"; demikianlah supaya Kami perkuat hatimu dengannya dan Kami membacanya secara tartil (teratur dan benar). Tidaklah orang-orang kafir itu datang kepadamu (membawa) sesuatu yang ganjil, melainkan Kami datangkan kepadamu suatu yang benar dan yang paling baik penjelasannya.”
Perang badar terjadi dalam bulan Ramadhan, hal ini diperkuat pula oleh hadist yang dijadikan pegangan oleh para peneliti, tentang hadist awal turunnya Al-Qur‟an. Aisyah Radhiyallahu Anhu berkata, “wahyu yang mula-mula diturunkan kepada
7
Rasulullah ialah mimpi yang benar diwaktu tidu, setiap kali bermimpi ia melihat apa yang datang bagaikan cahaya yang terang di pagi hari, kemudian ia lebih suka menyendiri. Ia pergi ke Gua Hira untuk bertahannust beberapa malam dan untuk itu ia membawa bekal. Ketika di Gua Hira malaikat datang kepadanya, pada saat itulah beliau menerima wahyu yang pertama kali.
Para peneliti menjelaskan bahwa Nabi Muhammad pada mulanya diberi tahu dengan mimpi pada bulan kelahirannya yaitu pada bulan Rabiul Awal, masanya enam bulan. Kemudian ia diberi wahyu dalam keadaam sadar pada bulan Ramadhan denganturunnya Iqra’ . Dengan demikia nash-nash terdahulu menunjukkan satu pengertian.

3. Mazhab ketiga
Pendapat ini mengemukakan bahwa Al-Qur‟an diturunkan ke langit dunia pada 23 malam kemuliaan yang ditentukan oleh Allah untuk diturunkan setiap tahunnya, sedangkan jumlah masa untuk satu tahun penuh itu kemudian diturunkan secara berangsur-angsur kepada Rasulullah sepanjang tahun. Mazhab ini adalah hasil ijtihad sebagian mufassir dan tidak memiliki dalil.

4. Mazhab keempat
Sebagaian ulama juga berpendapat bahwa Al-Qur‟an turun pertama-tama secara berangsur-angsur ke Lauh Mahfuzh berdasarkan firman Allah, tidak lain ia adalah Al-Qur‟an yang mulia, di Lauh Mahfuzh”…kemudian setelah itu ia turun dari Lauh Mahfuzh turun secara serentak seperti ke Baitul „Izzah. Dengan demikian ini ini berarti turun dalam tiga tahap.

Turunnya Al-Qur’an Secara Bertahap
Untuk menjelaskan turunnya Al-Qur‟an secara bertahap kita dapat menggunakan beberapa ayat yang disebutkan dalam Al-Qur‟an sebagai berikut :


“ Dan Sesungguhnya Al Quran ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan semesta alam, Dia dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin (Jibril), Ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan, Dengan bahasa Arab yang jelas.”
Dan beberapa firman, antara lain
             
“Katakanlah: "Ruhul Qudus (Jibril) menurunkan Al Quran itu dari Tuhanmu dengan benar, untuk meneguhkan (hati) orang-orang yang telah beriman, dan menjadi petunjuk serta kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)"
      

“ Kitab (ini) diturunkan dari Allah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”
                
   
“ Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al Quran yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang semisal Al Quran itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar.”
               
  

“Katakanlah: "Barang siapa yang menjadi musuh Jibril, Maka Jibril itu telah menurunkannya (Al Quran) ke dalam hatimu dengan seizin Allah; membenarkan apa (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjadi petunjuk serta berita gembira bagi orang-orang yang beriman.”
Dari penjelasan beberapa ayat diatas, bahwa Al-Quranul Karim adalah kalam Allah dengan lafadznya yang berbahasa arab. Jibril telah menurunkannya dalam hati Rasulullah. Yang dimaksud turunnya bukanlah turunnya pertama kali ke langit dunia, tetapi turunnya Al-Qur‟an secara bertahap. Karena itu diungkapkan kata-kata tanzil dalam ayat-ayat diatas bukan inzal. Ini menunjukkan bahwa turunnya itu secara betahap dan berangsur-berangsur. Ulama bahasa membedakan antara inzal dan tanzil. Tanzil berarti turun secara berangsur-angsur sedangkan inzal menunjuk pada makna turun temurun secara umum.

III. 2. Hikmah Turunnya Al-Qur’an secara Bertahap
Kita dapat menyimpulkan hikmah turunnya Al-Qur‟an secara bertahap sebagai berikut:
1. Menguatkan atau meneguhkan hati Rasulullah saw.
Beliau telah menyampaikan dakwahnya kepada manusia, tetapi ia menghadapi berbagai kendala yaitu berbagai sikap kaum yang menentang ataupun membangkang karena mnolak ajaran baru yaitu Islam yang dibawa oleh Rasulullah saw. Ia ditantang oleh orang-oarng berhati batu, berperilaku kasar dan sangat keras kepala. Mereka juga berusaha mencelakai Rasulullah dengan bernagai cara bahkan mereka ingin membunuhnya. Padahal, Rasulullah diutus oleh Allah untuk menyampaikan risalah Islam sebagai petunjuk dan penerang kehidupan menuju jalan yang lurus yaitu ajaran Islam yang hakiki, dan Nabi Muhammad dengan tulus hati menyampaikan yang baik kepada mereka, sperti yang difirmakan:
           

“Maka (apakah) barangkali kamu akan membunuh dirimu karena bersedih hati setelah mereka berpaling, Sekiranya mereka tidak beriman kepada keterangan ini (Al-Quran)”
Dengan dditurunkannya Al-Qur‟an secara berangsur-angsur dari waktu ke waktu hingga dapat meneguhkan hati Nabi Muhammad atas dasar kebenaran dan memperkuat hatinya dan memperkuat kemauannya untuk tetap melangkahkan hatinya di jalan dakwah tanpa menghiraukan berbagai tantangan dan ancaman oleh kaum yang menentangnya. Beliau menganggap perlakuan yang demikian itu hanyalah kabut di musim panas yang akan segera berakhir.
Allah juga menjelaskan kepada beliau dalam beberapa ayat-ayat Al-Qur‟an yang diwahyukan kepadanya bahwa nabi-bnabi terdahulu juga didustakan dan dianiaya oleh kaumnya sendiri, tetapi mereka tetap bersabar dan tetap bertekad menjalankan dan menyebarkan dakwah ajaran ketauhidan kepa umatnya hingga datang pertolongan Allah untuk melindunginya dari berbagai ancaman bahaya. Dijelaskan juga bahwa kaum Rasulullah itu mendustakannya hanya karena kecongkakannya dan kesombongan mereka, sehingga ia akan menemukan sunnah ilahi dalam iring-iringan nabi sepanjang sejarah. Inilah yang menjadi hiburan dan penerang baginya dalam menghadapi gangguan dan cobaan dari kaumnya dala menghadapi sikap yang mendustakan Rasulullah.
2. Tantangan dan mukjizat
Orang-orang musyrik senantiasa berkubang dalam kesesatan dan selau ingin melemahkan ajaran yang disampaika oleh Rasulullah. Mereka sering mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang bertujuan untuk melemahkan ajaran Islam. pertanyaann yang tidak masuk akal seperti menanyakan tentang hari kiamat dan meminta disegerakannya azab. Dari peristiwa tersebut maka turunla ayat berikut
        

“ Tidaklah orang-orang kafir itu datang kepadamu (membawa) sesuatu yang ganjil, melainkan Kami datangkan kepadamu suatu yang benar dan yang paling baik penjelasannya”
Ketika mereka (kaum penentang Rasul) heran dengan turunnya Al-Qur‟an secara berangsur-angsur, Allah menjelaskan kepada mereka kebenaran hal tersebut, sebab tantangan kepada mereka denagn Al-Qur‟an yang diturunkan secara berangsur-angsur sedang mereka tidak sanggup membuat kitab serupa seperti Al-Qur‟an. Oleh karena itu ayat diatas turun setelah datang pertanyaan tentang mengapa Al-Qur‟an tidak diturunkan sekaligus. Hikmah yang demikian juga telah diisyratkan oleh keterangan yang terdapat dalam beberapa riwayat dala hadist ibn Abbas mengenai turunnya Al-Qur‟an: “Apabila orang-orang musyrik mengadakan sesuatu, maka Allah pun mengadakan jawabannya atas mereka”.
3. Mempermudah Hafalan dan Pemahamannya
Ketika Al-Qur‟an diturunkan, masyarakat Arab pada saat itu tidak memiliki kemapuan baca tulis, bahkan Nabi Muhammad pun sebelum diangkat menjadi Rasul Allah beliau tidak bisa membaca, seperti yang terjadi ketika Malaikat menyuruh Rasulullah saw membaca ketika menerima wahyu yang pertamma. Masyarakat Arab hanya mengandalkamn hafalan sebagai rekam jejak dokumentasi dan hingga sekarang pun sebagian budaya hafalan khususnya hafalan Al-Qur‟an masih dipengang teguh oleh penduduk Arab. Masyarakat Arab terdahulu tidak mempunyai pengetaahuan tentang tata cara penulisan dan pembukuan yang dapat memungkinkan untuk menuliskan da membukukuannya, namun dengan mengandalkan hafalan. Seperti yang tertuang dalam ayat berikut:
            
        
“Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka

dan mengajarkan mereka kitab dan Hikmah (As Sunnah). dan Sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata”
dari ketidakmampuan masyarakat arab saat itu yang tidak mengenal baca tulis dengan ditrunkannya Al-Qur‟an secara berangsur-angsur memeudahkan mereka menghafal dan memahami Al-Qur‟an secara mendalam. Setiap ayat diturunkan Allah kepada Nabi Mauhammad beliau langsung menyampaikannya kepada para sahabat untuk segera dihafal dan dipahami isi dan makna yang terkandung di dalamnya.
4. Kesesuaian dengan peristiwa-peristiwa dan pentahapannya dalam penetapan hukum
Manusia tidak akan mudah mengikuti dan tunduk kepada agam baru ini seandainya Qur‟an tidak menghadapi mereka dengan cara-cara yang bijaksan da memberikan mereka berupa alternative yang dapat memberikan solusi. Setiap kali terjadi peristiwa pada mereka, maka Allah lansung menurunkan ayatyang menjelasakan status dan petunjuk solusi untuk menyelesaikan suatu perkara dalam peristiwa itu. Berbagai problematika dan berbagai aspek kehidupan manusia yang saat itu terjadi Allah selalu member petunujuk, sehingga kita dapat mengetahui secara runntut susunan hukum yang terkadung dalam Al-Qur‟an secara kronologis dan sistematis.
5. Bukti yang pasti bahwa Al-Qur‟an diturunkan dari sisi Yang Mahabijaksana dan Maha Terpuji
Al-Qur‟an diturunkan secara bertahap kepana Nabi Muhammad saw dalam waktu lebih dari dua puluh tahun dan ayat-ayatnya turun dalam selang waktu tertentu, dan selama itu orang membacanya, memahami dan mengkajinya satu per satu ayat demi ayat dan surat demi surat. Dari sisnilah manusia mengetahui keagungan Allah swt sebagai sebagai Tuhan Maha Agung yang telah menurunkan Al-Qur‟an melalui Malaikat Jibril yang disampaikan kepada Nabi Muhammad sebagai penyebar dan penyampai ajaran Islam kepada umat manusia. Dari berbagai pemahaman dan kajian diketahui bahwa isi Al-Qur‟an merupakan maha karya agung yang tidak mungkin dibuat oelh manusia. Untaian dan jalinan anatara ayat

satu dengan yang lainnya serta kata-kata yang kaya dan dengan penuh makna bagaika untaian mutiara sastra yang tak ternilai harganya. Sistematika yang sangat runtut berdasarkan kronologi peristiwa menunjukkan betapa kita mengakui keagungan Allah swt.
III. 3. Faedah Al-Qur’an diturunkan secara Bertahap dalam Pedidikan dan Pengajarannya
Hikmah turunnya Al-Qur‟an juga berimplikasi pada dunia pendidikan. Banyak sekali hal yang kita dapatkan dari turunnya Al-Qur‟an dengan berbagai keunggulannya untuk diterapkan pada dunia pengajaran dan pendidikan. Metode pentahapan turunnya Al-Qur‟an merupakan hikmah yang luar biasa bagi kita untuk ditranformasikan bagaimana jika diterapkan dalam dunia pendidikan. Karena dengan hadirnya Al-Qur‟an ditengah-tengah masyarakat jahiliah yang serba dilingkupi dengan kegelapan dengan hadirnya Islam dengan kitab suci Al-Qur‟an telah membawa perubahan yang cukup besar di ranah dan jazirah arab saat itu bahkan hingga Islam mengekspansi hingga keluar jazirah arab.

Pentahapan turunnya Al-Qur‟an telah meningkatkan pendidikan umat Islam secara bertahap dan bersifat alami untuk memperbaikai sifat manusia, meluruskan perilakunya, membentuk kepribadian dan menyempurnakan eksisitensinya sehingga jiwa itu tumbuh kokoh di atas pilar-pilar yang kokoh dan mendatangkan buah yang baik bagi kebaikan umat manusia seluruhnya atas iszin Tuhannya.
Pentahapan turunnya Al-Qur‟an itu merupakan bantuan yang paling baik bagi jiwa manusia dalam upaya untuk menghafal Al-Qur‟an, memahami, mempelajari, memikirkan makna-maknanya dan mengamalkan apa yang dikandungnya.

Begitu juga dala pendidikan sekolah. System pendidikan yang memperhatikan tungkat pemikiran siswa dalam tahap-tahap pengajaran, pembinaan bagian-bagian ilmu diatas sesuatu yang bersifat menyeluruh dan mutlak, serta dari yang umum terjadi lebih khusus atau tidak memperhatikan pertumbuhan aspek kepribadian yang bersifat intelektual, ruhani dan jasmani maka sisitem pendidikan itu dapat dikatakan gagal dan tidak member hasil ilmu pengetahuan kepada umat, selain hanya menambah kebekuan dan kemunduran.

BAB III
PENUTUP
III. 1. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat kita simpulkan bahwa Al-Qur’an diturunkan secara bertahap dala kurun waktu kurang lebih dua puluh tiga tahun sejak diangkatnya Nabi Mahammad menjadi Rasul Allah swt. Al-Qur’an sebagai kitab suci umat Islam memiliki peran yang sangat penting dalam mengubah hidup umat pada saat itu.

Turunnya Al-Qur’an secara berangsur-angsur member hikmah yang sangat luar biasa karena dengan adanya pentahapan turunnya Al-Qur’an secara berangsur-angsur memantapkan umat khususnya para sahabat Rasulullah dalam memantapkan hafalan dan memahami isi dan kandungan tiap ayat yang diturunkan secara berangsur-angsur ini. selain itu bagi umat Muslim saat ini, kita dapat mengambil hikmah bahwa dengan pentahapan turunnya Al-Qur’an secara berangsur-angsur yang telah memakan waktu selama kurang lebih dua puluh tiga tahun dapat menambah kualitas keimanan kita kepada Allah serta percaya pada keaslian Al-Qur’an sebagai kitab kalam Allah, juga menghargai betapa beratnya perjuangan Rasulullah saw dan para sahabat dalam memperjuangakan menyebarkan ajaran Islam sebagai jalan lurus membimbing umat manusia.

Daftar pustaka
Al-Qaththan, Syaikh Manna‟. 2009. Pengantar Studi Ilmu Al-Qur’an. Jakarta: Pustaka Al-Kaustar. Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy.2000. Sejarah dan PengantarIlmu Al-Qur’an dan Tafsir.
              Semarang: PT Pustaka Risky Putra.
Zuhdi, Masjfuk. 1997.Pengantar Ulumul Qur’an. Surabaya: Karya Abditama.
Shihab, Quraish. 2003. Membumikan Al-Qur’an. Bandung: Mizan
Chalil, Munawar. 1978. Al-Qur’an dari Masa ke Masa. Semarang: CV. Ramadhani.

0 komentar:

Post a Comment

◄ Posting Baru Posting Lama ►